Lihat ke Halaman Asli

Rais Muhamad Falah

Seorang pembelajar

Bosan Disebut Dungu

Diperbarui: 9 Agustus 2019   12:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh : Rais Muhamad Falah

Pernahkah kalian langsung dianggap bodoh atau dungu karena tidak bisa atau tidak mengerti suatu hal? Aku sering merasakannya. Seperti saat tak bisa memanfaatkan peluang menjadi gol waktu bermain bola, atau saat mendapat nilai kecil pada ulangan matematika. Yaa setelah itu, seketika sekelilingku atau bahkan diriku sendiri menganggapku dungu, sangat dungu.

Tapi coba pikirkan lagi! Aku pernah membaca perkataan Albert Einstein yang isinya "Setiap orang itu jenius'' nah, setiap orang adalah jenius katanya, jadi disini tidak ada orang dungu. 

Tidak berhenti disitu, Einstein melanjutkan perkataan nya '' tapi jika ANda mengecap sebuah ikan akan kemampuannya dalam memanjat pohon, maka seumur hidupnya ia akan mempercayai bahwa dirinya itu bodoh." artinya apa? Bahwa setiap orang mempunyai kemampuan masing masing, jenius dalam bidangnya.

Kita semua tahu bahwa Christiano Ronaldo adalah seorang yang jenius dan bisa dibilang piawai diatas lapangan hijau. Terbukti dari banyak raihan gelar secara tim maupun individu. Terakhir dia menjadi pemain terbaik dunia untuk yang ke 5 kali bagi dirinya. Itu kenapa? Karena Ronaldo berada di 'posisi yang tepat sesuai kemampuannya'. 

Coba jika Ronaldo yang notabene seorang penyerang menjadi seorang pemain bertahan, apa dia akan tetap melakukan tugasnya sebaik saat menjadi penyerang? Mungkin seorang Garry Cahill akan melaksanakan tugas bertahan lebih baik darinya. 

Bukan, bukan karena Ronaldo pemain yang jelek dan Cahill lebih hebat dari Ronaldo, tapi Cahill punya tugas dan posisi lebih tepat dengan kemampuan dan nalurinya dalam hal ini.

Dalam contoh kasus lain, seorang dokter pasti sangat piawai dan bisa dikatakan jenius melakukan tindakan medis bagi pasien nya yang bermasalah pada tubuhnya. Tapi coba suruh dia untuk melakukan tugas yang bukan bagian tugas dan naluri dia sebagai seorang dokter. 

Mengajar mata pelajaran Geografi misalnya. Apakah dia bisa? Mungkin dia akan menemui kesulitan, atau bahkan tidak bisa total. Guru Geografi mungkin akan lebih bisa melakukan tugas ini. 

Tapi lantas apa kita sebut Dokter itu dungu dan Guru Geografi itu lebih pintar darinya? Tentu tidak, kembali lagi, setiap orang jenius pada bidangnya. Dalam perbandingan sama mungkin guru geografi akan kerepotan jika disuruh mengoperasi badan seorang yang sakit.

Jika dikaitkan dengan kasus ini lantas kenapa dokter tidak belajar ilmu geografi agar dapat mengajarkan nya? Bukankah dia pasti bisa kalau belajar? Kemungkinan nya ada 2, yang pertama dia tidak mau belajar, yang kedua dia tetap tidak bisa walaupun belajar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline