Lihat ke Halaman Asli

Rahmat Setiadi

Karyawan swasta yang suka nulis dan nonton film

Fructophobia di Sekitar Kita

Diperbarui: 2 Januari 2023   19:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image by Pixabay

Suatu hari istriku pulang dari warung tampak terburu-buru masuk rumah, dan langsung melampiaskan tawa di hadapanku. Rupanya ia sedang tidak mampu mengendalikan rasa gelinya pada sesuatu yang barusan ia alami. Ia menceritakan bahwa di warung langganan ada pekerja baru yang melayaninya beli rujak buah. 

Warung yang dimaksud adalah warung makan yang menyediakan rupa-rupa makanan sayuran dan kue-kue, walaupun yang tertera di banner tertulis warung gado-gado dan karedok. Istri saya terkejut, begitu pula si pemilik warung ketika melihat reaksi perempuan paruh baya yang baru mulai bekerja hari itu.

Pekerja itu seketika bereaksi saat mendengar istri saya minta dibuatkan rujak buah. Ia melengos dan sedikit surut ke belakang. Istri saya heran dan melihat ke arah si pemilik warung yang sudah lama saling kenal.  "kamu kenapa?" Tanya istri dan pemilik warungnya hampir bersamaan.

 

"Saya takut buah-buahan"

Kontan istri dan pemilik warung beradu tatap dan tertawa lalu menatap ibu itu penuh tanda tanya. Sementara wanita paruh baya itu menunjukkan raut wajah pucat, ia sungguhan dengan ketakutannya. "ah, Yang bener!" kembali suara ketidakpercayaan berbarengan terucap.

Fructophobia adalah fobia seseorang terhadap buah-buahan. Pekerja wanita itu mengalaminya, tapi ia tidak Lachanophobia ( fobia sayuran ) atau Carnophobia merupakan ketakutan yang berlebih terhadap daging. Tidak hanya istri dan pemilik warungnya, saya pun terut tertawa mengetahui hal tersebut. Akhirnya saya minta istri untuk menceritakan lebih banyak.

"Bagaimana bisa kamu takut sama buah-buahan?". Pertanyaan yang sama bagi banyak orang, padahal kondisi takut ini dapat dirasakan oleh penderitanya melalui bau, penglihatan, atau rasa dari phobia makanan alamiah tersebut. Dan yang terjadi saat itu, dengan mendengar kata "buah" saja sudah menjadi pemicu timbulnya ketakutan.

Pekerja baru itu tidak tahu sejak kapan ia mengalami takut pada buah-buahan, ia hanya mengatakan bahwa seingatnya ia tidak pernah makan buah-buahan. Ia juga tidak bisa mengungkapkan ketakutannya, yang dikatakan "yaa, takut aja!".

Pemilik warung yang sudah terkenal laris di lingkungan kami tinggal memang memerlukan orang untuk dipekerjakan melayani pembeli yang semakin meningkat. Ia mengumumkannya via media sosial Facebook dan status WhatsApp. Dan pekerja wanita itu datang, tahu dari Facebook.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline