Lihat ke Halaman Asli

Rahman Wahid

TERVERIFIKASI

Mahasiswa

Transportasi Publik, Transformasi Massal

Diperbarui: 2 Februari 2020   19:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi transportasi massal (Sumber foto: Pixabay/Shutterburg75)

"Pengoptimalan transportasi publik yang harus digunakan untuk mengubah paradigma dari kendaraan pribadi ke publik." 

Beberapa waktu yang lalu, saya hendak berangkat menuju kota. Pada awalnya rencana perjalanan akan menggunakan motor karena lebih mudah dan murah. 

Tetapi, sesaat sebelum berangkat, pantauan lalu lintas dari google maps menunjukan bahwa jalan yang hendak dilalui macet cukup parah. Setidaknya garis merah terbentang sepanjang lebih dari satu kilometer di beberapa jalan utama.

Kondisi tersebut membuat saya berpikir ulang untuk menggunakan motor, dan opsi yang kemudian terbersit dalam benak adalah menggunakan kereta. 

Hal ini atas dasa pertimbangan biaya yang murah dan juga tidak harus berpanas-panasan dijalanan dengan bermacet ria pula. Segera kemudian stasiun menjadi tempat yang saya tuju. Alhasil penampakan riuh terpampang secara nyata. 

Rupanya hari itu stasiun penuh dengan masyarakat yang hendak menuju kota, mungkin pada saat itu bertepan dengan hari libur imlek yang secara bersamaan jatuh pada hari sabtu.

Penuh sesak dan berhimpitan jadi kenyataan yang perlu dihadapi. Masyarakat berbondong-bondong berlarian manakala kereta yang dinanti telah tiba. 

Mereka berpencar ke segala penjuru gerbong untuk mengamankan kursi duduk yang diinginkan. Hingga pun bagi saya akhirnya mendapatkan tempat duduk di gerbong paling belakang rangkaian kereta.

Di tempat duduk, saya juga dibersamai oleh seorang lelaki paruh baya, umurnya mungkin 50 tahun. Selang beberapa kami duduk si bapak lantas menginisiasi pembicaraan. 

Mulanya ia bercerita soal penuhnya kondisi saat itu, lalu merembet ke masalah perubahan jadwal kereta yang mengalami perubahan jadwal, hingga pada situasi transportasi publik kekinian.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline