Lihat ke Halaman Asli

Rafli Yuliansyah

Mahasiswa Muhammadiyah malang

Kualitas Acara Televisi di Indonesia

Diperbarui: 22 Juni 2021   02:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Media di zaman sekarang saat ini sudah sangat berkembang pesat mulai dari adanya telepon genggam ,radio ,televisi, dan juga komputer dan ditambah sekarang dengan adanya internet hal ini dapat memudahkan manusia mengatasi keterbatasan jarak, waktu dan ruang antar sesama manusia. Dari zaman dahulu televisi menjadi media massa yang memudahkan manusia untuk mendapatkan informasi, pendidikan, maupun hiburan. Saat ini televisi menjadi sebuah media yang sangat penting di semua negara. Media televisi ini menjadi salah satu faktor utama dalam menerapkan sosial, budaya dan politik dalam sebuah kehidupan masyarakat sehingga dialog-dialog pandangan yang berbeda-beda yang digaungkan lewat media ini yang akhirnya mencoba untuk membentuk public opinion sebagai alat untuk mempercepat proses modernisasi. Keberadaan televisi saat ini adalah sebuah gambaran betapa peran pentingnya dalam mengisi informasi di kehidupan masyarakat.

Dengan adanya hadir TV swasta, maka terjadi perbisnisan di dunia pertelevisian di Indonesia. Di era globalisasi sekarang banyak stasiun TV swasta yang memakai ideologi kapitalis dengan memegang peranan yang sangat tinggi yaitu dengan berusaha untuk memiliki keuntungan yang sebesar-besarnya keuntungan ini di dapatkan dari banyaknya jumlah penonton yang menonton TV swasta tersebut. Maka dari itu TV swasta dengan sekuat tenaga mereka berusaha membuat acara-acara yang dapat menarik simpati penonton nya dengan menggunakan berbagai cara. Di Indonesia bisnis pertelevisian, terutama televisi komersial memiliki kekhasan mereka masing-masing mulai dari program nya dan ini biasanya selalu mengekor apabila ada sebuah program yang menarik perhatian penonton di salah satu stasiun televisi. 

Menurut katadata.co.id televisi masih menjadi media massa yang paling tinggi di akses masyarakat Indonesia dan tayangan yang di tonton sebagian besar adalah acara hiburan. Hal ini membuat masyarakat Indonesia khawatir, karena tayangan yang dihadirkan di televisi masih ada acara yang berbau kekerasan, acara mengandung unsur kebohongan, adegan-adegan yang sexy, cara berpakaian artis yang minim, dan juga memamerkan kehidupan glamour dan hal-hal ini jauh dari realitas masyarakat kita, dan salah satu program yang sekarang paling banyak di stasiun pertelevisian adalah sinetron.

Sinema elektronik atau sinetron menjadi program unggulan dan pasti ada di semua stasiun televisi di Indonesia. Kita pasti nya sudah pernah menyaksikan sinetron yang berasal dari Indonesia, mulai dari cerita nya yang membuat kita kesal dan dongkol, dan juga ceritanya terkadang tidak jelas serta alurnya yang bercabang-cabang sehingga kalau kita hanya menonton satu episode saja kita akan dibuat bingung dan penasaran akan kelanjutan cerita nya. Karena hal-hal ini dapat berdampak pada perilaku anak-anak atau remaja di Indonesia dan perlu lebih diperhatikan lagi oleh Komisi Penyiaran Indonesia atau KPI dan juga yang terlibat dalam pembuat sinetron ini harus lebih memerhatikan lagi hal-hal apa saja yang melanggar UU no,33 tahun 2009.

 Hampir di setiap semua stasiun TV swasta di Indonesia selalu menayangkan sinetron yang mengusung tentang dunia percintaan remaja karena anak-anak dan remaja menjadi pilihan utama bagi mereka. Anak-anak dan remaja tersebut menjadi sasaran yang berpotensi yang sangat tinggi untuk bisa mendapat simpati dari sinetron tersebut. Hal ini dilandasi dengan banyaknya kaum remaja di negara kita diantara 271 juta jiwa penduduk Indonesia (data ini di dapatkan dari sensus penduduk tahun 2020). Dari sekian banyak tayangan sinetron remaja yang di TV, ternyata sinetron dengan cerita yang menarik serta mendidik dirasa sangat kurang sekali di karenakan kebanyakan sinetron remaja yang di tayangkan di televisi Indonesia kebanyakan di dominasi oleh konflik yang sama sekali tidak sesuai dengan kehidupan santun yang sesuai dengan kehidupan bangsa. Alur cerita kebanyakan diisi dengan gaya pacaran layaknya hubungan seperti suami dan istri, gaya hidup yang modern dan kebarat baratan, dan perkelahian. Sinetron seperti ini sangat dapat mempengaruhi gaya hidup dalam bermasyarakat.

 Dilihat dari cerita sinetron tersebut, kebanyakan sinetron remaja yang ditampilkan di dalam televisi menggunakan cara yang hampir sama yaitu dengan persoalan cinta yang cukup kompleks dan ditambah dengan perselingkuhan dan juga permasalahan keluarga. Dengan keaadaan keluarga yang ada di sinetron para remaja pun menginginkan hal itu, padahal hal itu sangat tidak realistis, kebanyakan sinetron remaja ini menggunakan aktor laki-laki dan perempuan yang juga masih remaja, penokohan nya untuk remaja laki-laki digambarkan sebagai sosok yang keras dan untuk penokohan remaja perempuan nya adalah sebagai sosok perempuan yang lemah, cengeng, sering tertindas, dan bergantung pada laki-laki. Hal-hal mewah dalam setting sinetron menjadi hal yang biasa, dikarenakan sinetron yang dihadirkan mengusung tentang remaja yang berasal dari keluarga yang kaya raya dengan tokoh yang tampan dan cantik, mempunyai rumah yang besar, mobil bagus, pakaian yang bagus dan juga mahal, hal ini seolah-olah menjadi keharusan bagi remaja-remaja dalam sinetron tersebut. Dan masih banyak hal-hal yang harus diperhatikan lagi seperti cara berbusana pada pemeran nya lalu hal-hal adegan mesum yang dilakukan oleh pemerannya mulai dari berciuman hingga berpelukan mesra layaknya suami istri. 

Sementara untuk bumbu penyedap untuk menanamkan konflik ke sinetron mereka menambahkan aspek kekerasan yaitu dengan mengarahkan actor nya untuk menyelesaikan masalah dengan berkelahi, membully, dan juga merencanakan hal-hal yang licik, biasanya cerita di sinetron ini dibuat mengambang dan dalam setiap episode nya tidak ada pemecah masalah yang di ungkapkan. Pada setting tempat sinetron pada umumnya hanya menampilkan kehidupan manusia di kota besar, di perkantoran, dan juga di sekolah. Cerita tentang kisah di sekolah ini paling banyak diminati oleh anak-anak dan remaja di Indonesia tetapi sinetron ini diminati bukan karena cerita nya yang mengandung unsur semangat belajar atau tentang kisah persahabatan, tetapi cerita yang banyak diminati adalah tentang dimana di dalam sekolah itu digambarkan sebagai tempat untuk berpacaran, bersenang-senang dengan cara membully seseorang. Hal ini jauh dari keadaan realitas sekolah yaitu sekolah adalah tempat untuk belajar, mencari ilmu, dan juga mencari teman.

Sebuah penelitian psychology dari amerika yaitu american psychological association yang dilakukan pada tahun 1995 mereka menjelaskan bahwa tayangan yang kurang bermutu akan membuat seseorang untuk berperilaku buruk. Penelitian ini menyimpulkan hampir setiap perilaku buruk yang dilakukan seseorang adalah pelajaran yang mereka terima sejak kecil (https://www.coursehero.com/file/p19nr1g/Sebuah-penelitian-American-Psychological-Association-APA-Pada-tahun-1995-bahwa). Dengan demikian perilaku remaja akan cenderung meniru tindakan yang mereka lihat. Tentunya sinetron cukup berandil besar terhadap perilaku anak-anak dan remaja saat ini.

Dampak dari sinetron tentunya ada yang bersikap positif dan negatif. Dampak positifnya apabila sinetron remaja ini menyajikan cerita yang menarik serta mendidik tentunya akan berpengaruh positif dan menambah pengetahuan dan wawasan bagi seorang remaja dengan pertumbuhan dan perkembangan kehidupan nya, tetapi apabila sinetron ini tidak mendidik maka pengaruh negatif nya adalah sangat berbahaya jika ditiru oleh para anak-anak dan remaja ini.

Berikut ini adalah sinetron TV yang dicap oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sebagai sinetron yang bermasalah dan tidak layak di tonton bahkan program sinetron ini mengunakan judul yang sangat provokatif

  1. Sinetron ganteng-ganteng serigala - SCTV

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline