Lihat ke Halaman Asli

Tan Sri Puteh Ramlee, Seniman Hebat Keturunan Indonesia yang Pernah Dilupakan Malaysia

Diperbarui: 28 Maret 2018   12:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*Gambar hasil pencarian Google

Karya seni adalah satu daripada kerjaan Tuhan. Oleh karena itu buatlah sungguh-sungguh dengan penuh kejujuran,- P. Ramlee-.

- - - - - - - - 

Nama lengkapnya Teuku Zakaria bin Teuku Nyak Puteh. Lebih dikenal dengan nama panggung Puteh Ramle, kemudian disingkat menjadi P. Ramlee. Lahir di Pulau Pinang, 22 Maret 1929. 

Ayahnya adalah pelaut yang berasal dari Aceh dan ibunya kelahiran Butterworth Malaysia. Beliau adalah aktor, komedian, penyanyi, seniman, sutradara (mari kita panggil beliau dengan sebutan entertainer serba bisa).

Jika ada yang lahir dan besar pada kurun waktu 1950an-1970an, rasa-rasanya tak ada yang tak kenal P.Ramlee. Menyutradarai 35 film,34 di antaranya sekaligus menjadi pemain. Total ia bermain di 66 film, juga menciptakan dan menyanyikan lebih dari 360 lagu yang banyak dipakai untuk soundtrack film-film tersebut. 

Film karyanya telah mendapatkan lebih dari 30 perhargaan. Sedangkan total dari penjualan film dan lagu tsb telah menghasilkan lebih dari 1 miliar dolar (1 dolar pada saat itu mungkin di kisaran Rp 100 - Rp 1000). Jika dibayangkan dengan bintang Indonesia hari ini, mungkin beliau adalah gabungan antara sutradara pembuat film laris, Riri Riza (Laskar Pelangi), Hanung Bramantyo (Ayat-Ayat Cinta) dengan penyanyi dan pembuat soundtrack film, Melly Goeslow. 

kemampuan aktingnya seperti aktor terbaik Indonesia hari ini (Deddy Mizwar, Rano Karno, Vino G. Bastian, Tora Sudiro,dll). Dan semua kemampuan itu digabungkan dalam diri satu orang. 

Bahkan beliau dijulukiCharlie Chaplin-nya Asia, bintang Hollywood di era film hitam putih. Diberi gelar Bintang Kebesaran Darjah Panglima Setia Mahkota oleh Yang Dipertuan Agung Malaysia pada tahun 1990. Sehingga di awal nama beliau ditambahkan gelar Tan Sri.

Kemudian rumah tinggal beliau dijadikan museum dan namanya diabadikan sebagai salah satu nama jalan di pusat Kota Kuala Lumpur. Tetapi siapa sangka pada penghujung hidupnya, beliau dihancurkan dan mendapat penolakan besar-besaran, filmya dibuat tidak laku, hingga jatuh miskin dan meninggal karena serangan jantung tanggal 29 Mei 1973 di usia 44 tahun.

- - - - - - - - 

Beberapa hari yang lalu sebelum tulisan ini dibuat, tanpa sengaja saya berselancar di dunia maya dan menemukan beberapa artikel tentang Malaysia dan hari kemerdekaan Malaysia yang jatuh pada tanggal 31 Agustus. Kemudian website yang saya buka berpindah menuju youtube.com dan menonton salah satu film berbahasa melayu hitam putih yang berjudul Pendekar Bujang Lapok karya P. Ramlee. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline