Lihat ke Halaman Asli

Putri ratnasari

Tetap belajar untuk bekal masa depan

Analisis Kisah Perempuan Drupadi dan Arimbi dalam Wayang Sunda

Diperbarui: 21 Desember 2022   19:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


                                                  PENDAHULUAN

Karya sastra selalu menjadi cerminan dari  sebuah  masyarakat karena mampu menggambarkan kondisi  yang  terjadi  dalam  pada kelompok tersebut seperti halnya cerita wayang. Cerita  yang  awalnya  berasal dari   India   ini   diadaptasi   ke   dalam budaya Sunda yang akhirnya menciptakan   cerita   yang   sarat   akan konsep   ideal   yand   diinginkan   oleh masyarakat   tersebut.   

Cerita   wayang mengandung nilai-nilai filosofis kehidupan   seperti   nilai   agamadan norma sosial yang ada dalam masyarakat.    Dalam    setiap    pentas wayang,   isu-isu   hangat   dan   penting bagi masyarakat kerapkali dibahas oleh para  lakon. Wayang mampu  menjadi media  penyampaiinformasi  yang  ada dalam karya sastra kepada masyarakat Salah    satu    kisah    epos    yang terkenal   dalam   pewayangan   Sunda adalah Mahabharata.     Mahabharata menawarkan  cerita  yang  sarat  dengannilai filosofis dan spiritual.

Cerita ini pun menawarkan     konsep     ideal     dalam masyarakat  termasuklah  di  dalamnya konstruksi identitas gender. Mahabharata menceritakan tokoh utamanya yakni Pandawa dan hubungannya   dengan   para   Kurawa. Plot   utama   dari   cerita   Mahabharata adalah  tentang perebutankekuasaan dalam   kerajaan Hastinapura.   

Konflik dimunculkan melaluitokoh   Pandawa dan  Kurawa  yang  merupakan  saudara sesepupuan dari  dua  saudara kandung yakni  Pandu  dan  Destarata. Perebutan kekuasaan mulai muncul ketika Duryudana  menolak  memberikan  tahta kepada    Yudistira.    Kelima    Pandawa akhirnya    pindah    ke    hutan    untuk menghindari    perang    saudara.    

Dari sinilah     dimulai     perjalanan     kelima pandawa  hingga  bertemu  dengan  para istri   yang   cantik   dan   patuhseperti Draupadi dan Arimbi. Untuk menambahkan unsur lokal dalam cerita wayang    Sunda,    Cepot    ditampilkan sebagai   tokoh   yang   kerap   melucu, namun penuh akan kebijaksanaan. Begitu   lekatnya   wayang   dalam masyarakat    Sunda, lakonwayang dianggapsebagai simbol dalam masyarakat    khususnya    simbol bagi perempuan dan laki-laki.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline