Lihat ke Halaman Asli

Pujakusuma

Mari Berbagi

Borobudur Bisa Seperti Vatikan atau Makkah, Devisa Indonesia Pasti Melimpah

Diperbarui: 30 Januari 2021   15:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo menghadiri perayaan hari besar agama Buddha di Candi Borobudur. Dok. beritasatu.com

Bagi umat Islam, bisa pergi ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji adalah sebuah cita-cita. Banyak orang rela menabung rupiah demi rupiah untuk bisa bersujud dan memanjatkan doa di rumah Allah atau Baitullah itu. Pun dengan umat Katolik, yang begitu mendambakan bisa beribadah di Vatikan. Ketika umat Islam atau Katolik bisa mengunjungi dua tempat itu, maka ada kepuasan dan kebanggan tersendiri dari sisi theologi.

Tak ayal Makkah dan Vatikan menjadi pusat bagi umat Islam dan Katolik. Setiap tahun, dua tempat itu selalu dipadati jutaan manusia. Bahkan saking banyaknya peminatnya, dua tempat suci itu melakukan pembatasan kuota dari masing-masing negara.

Sebagai negara yang menjadi jujugan manusia dari seantero penjuru dunia, Makkah dan Vatikan tentu mendapat keuntungan. Salah satu sumber pendapatan ekonomi mereka adalah dari para pendatang. Tak hanya negara, masyarakat kecil di sana juga kebagian rejeki karena bisa berjualan.

Kompas pernah menayangkan berita tentang pendapatan Arab Saudi dari pelaksanaan ibadah Haji dan Umrah. Dilansir BBC, Kepala Peneliti Perusahaan Jasa Keuangan Al-Rajhi yang berbasis di Riyadh, Mazen Al Sudairi mengungkapkan, pendapatan langsung yang diterima pemerintah Arab Saudi tiap tahunnya dari penyelenggaraan Haji dan Umroh sebesar 12 miliar dollar AS atau setara Rp177,139 triliun.

Begitu juga dengan Vatikan. Dilansir kumparan.com, pendapatan Vatikan selain dari Sedekah Santo Petrus atau yang lebih dikenal dengan Peter's Pence, pendapatan terbesar Vatikan berasal dari tingginya kunjungan masyarakat luar negara.

Selain untuk ibadah, banyak tempat wisata religi di Vatikan yang selalu ramai dipadati pengunjung. Diantaranya Museum Vatikan yang bisa menghasilkan Rp2,128 triliun pertahun. Belum lagi tempat-tempat tersohor lain semisal Basilika Santo Petrus dan lain sebagainya.

Wow!

Tentu saja kita tercengang mengetahui hal itu. Pendapatan dari sektor religi di dua negara itu memang cukup besar dan menjadi tumpuan ekonomi. Tak salah apabila dua negara itu kaya raya dan mandiri.

Bagaimana dengan Indonesia?

Sebenarnya Indonesia bisa seperti Arab Saudi atau Makkah. Ada satu tempat di negeri ini yang bisa dijadikan pusat peribadatan salah satu agama, yakni Buddha.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline