Lihat ke Halaman Asli

Priscila DianS

Mahasiswa Pendidikan Sosiologi UNJ

Relasi Pendidikan, Masyarakat dan Sekolah

Diperbarui: 29 Desember 2021   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Berangkat dari istilah "pendidikan merupakan tonggak dasar dalam pembangunan negara" menyebabkan pentingnya suatu negara dalam memfokuskan pengembangan sumber daya manusia melalui bidang pendidikan. 

Pendidikan pada dasarnya diyakini mampu memberikan progres terhadap individu dan berdampak pada lingkup eksternalnya, sebab pendidikan merupakan proses mentransfer pengetahuan terhadap peserta didik yang dilakukan oleh pendidik, namun sesungguhnya pendidikan memiliki makna yang lebih luas dari sekadar hal tersebut. 

Secara garis besar, proses pembelajaran yang diketahui oleh masyarakat ialah persiapan untuk memasuki dunia pekerjaan melalui pengembangan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan sewaktu bekerja kelak melalui institusi pendidikan, yaitu sekolah ataupun universitas. 

Pandangan tersebut tidaklah sepenuhnya salah, sebab dari sistem pendidikan sendiri terdapat pola yang sama untuk menncetak sumber daya manusia yang mampu bersaing dalam era industri ini dan kerap menuntut individu untuk terus beradaptasi.

Pendidikan di Indonesia, sering mendapat kritik tajam dari banyak aktivis, sebab sistem pendidikan kini membuat sekolah dirasa menjadi ajang persaingan berkonotasi negatif, dimana pengetahuan anak didik dinilai berdasarkan kuantitas individu yang ditulis dalam secarik kertas dan dileretkan berdasarkan perolehan nilai yang paling tinggi. 

Budaya yang terjadi di sekolah ini telah membentuk masyarakat dalam menilai peserta didik berdasarkan output yang dihasilkan. Hal tersebut membuat masyarakat lebih memandang dan menghargai peserta didik yang memeroleh nilai tinggi tanpa menilai proses pembelajarannya. 

Banyak kasus yang terjadi di arena pendidikan ini, kecurangan yang dilakukan oleh peserta didik untuk mendapatkan nilai yang tinggi, salah satunya dengan mencontek rekan ataupun membuat catatan kecil yang diperuntukan untuk ujian. 

Dorongan aktivitas tersebut merupakan realisasi atas budaya sekolah itu sendiri yang menjalankan sistem ranking, dan menjadikan masyarakat Indonesia melihat kemampuan individu hanya sebatas angka ataupun tekanan orang tua, sehingga banyak peserta didik melakukan segala cara untuk memeroleh apa yang menjadi standarisasi masyarakat Indonesia. Problematik inilah yang menghilangkan esensi dari pendidikan sebenarnya.

Pendidikan memiliki arah untuk membentuk pribadi individu dengan karakter yang sesuai dengan nilai norma masyarakat. Di samping memberi ilmu pengetahuan, dengan pendidikan, sekolah diharapkan mampu mengajarkan keterampilan kepada peserta didik hingga mampu membentuk skill yang disukai oleh masing-masing individu, memberikan kebebasan dan mencapai level kemanusiaan. 

Karena pendidikan dan pembangunan bangsa merupakan dua hal yang saling berkaitan, yang mana pendidikan menjadi langkah awal dalam pengembangan potensi individu dan memiliki dampak terhadap pembangunan bangsa, pun sebaliknya hasil dari pembangunan tersebutlah yang menjadi penunjang dalam dunia pendidikan, dengan menyediakan sarana prasarana yang mampu menunjang berjalannya kegiatan pembelajaran. 

Proses pembelajaran di sekolah pun dilakukan atas dasar kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Sudah banyak lontaran yang menyatakan bahwa sistem pendidikan di Indonesia harus dirombak kembali, pasalnya model pendidikan di Indonesia ini memperlihatkan contoh dehumanisasi, dimana proses pembelajaran masih terdapat yang berjalan satu arah dengan metode teacher center

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline