Lihat ke Halaman Asli

Prama Ramadani Putranto

TERVERIFIKASI

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

CerJo (Ceritanya Parjo) #12: Parjo, Memaknai Hidup Penuh Kesederhanaan

Diperbarui: 23 Maret 2025   00:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyesap Robusta Tubruk, Memaknai Hidup Ala Parjo - Sumber : kompas.com

Menjalankan ibadah puasa di Bulan Ramadan, banyak hal yang mampu membuat Parjo merenungi banyak hal. Hikmah Ramadan begitu banyak ia temukan. Parjo sudah ogah berlebih-lebihan dalam segala hal. Momen kekenyangan tempo lalu ketika menyantap semua makanan dan membiarkan hawa nafsu menguasai membuat Parjo benar-benar menyesal. Parjo berkomitmen untuk memperbaiki diri di setiap harinya. Memaknai setiap detil peristiwa kehidupan yang pernah ia lalui dalam proses pendewasaan diri melaui momentum Bulan Ramadan ia lakukan. Banyak sekali hajat yang ingin Parjo capai, sebab itulah laku prihatin berupaya ia lakukan dengan penuh keistiqamahan.

Berjualan Es Teh, Jadi Rutinitas Baru Parjo Selama Ramadan

 "Alhamdulillah, akhirnya dagangan habis juga." Parjo begitu bersyukur ketika semua kekhawatirannya dapat diredam. Ia bersyukur ketika selalu saja dipertemukan kemudahan hidup ketika kesulitan menghampiri. Parjo yakin betul, ketika ada niat baik, Allah akan senantiasa memberikan kemudahan di setiap langkahnya. Kali ini Parjo memiliki rutinitas baru setelah ia bekerja menjaga parkir di Toko Kelontong milik Koh Ahong. Selepas bekerja menjaga parkir, ia berjualan es teh di dekat lapangan sepakbola. Dagangannya laris manis, banyak orang yang membeli untuk berbuka puasa, namun ada juga yang mokel setelah lelah bermain sepakbola. Meski aslinya mereka mokel, namun ketika di rumah mereka mengaku tetap berpuasa. Momen-momen itu selalu berhasil menghadirkan tawa. Sesekali Parjo juga mengingatkan tentang keutaman puasa kepada mereka yang mokel.

"Mas ini ada takjil untuk berbuka puasa." Seorang pemuda dengan rompi komunitas motor menghampiri Parjo, memberikan dua bungkus nasi dan juga dua gelas es blewah untuk berbuka puasa.

"Alhamdulillah terimakasih mas, barakallah!" Parjo menerima pemberian itu dengan Sumringah. Dagangan habis, Parjo pulang lebih awal ke rumah. Masih ada waktu sekitar tiga puluh menit sebelum bedug magrib berbunyi.

Memaknai Kesederhanan, Parjo Tidak Lupa Bersyukur dan Berterimakasih 

Momen ketika Mbah Tini memberikan gelang emas kesayangannya untuk modal usaha Parjo menjadi momen yang tak terlupakan. Ia bersyukur sekali memiliki Mbah Tini yang sangat menyayanginya. Merawatnya sedari kecil hingga tumbuh besar menjadi dewasa.

"Ayamnya untuk Mbah Tini saja." Parjo memberikan ayam goreng kepada Mbah Tini untuk berbuka puasa. Ia hanya makan nasi telor dadar plus kecap, seadanya.

"Terimakasih ya Le." Mbah Tini menerima pemberian Parjo itu dengan senyum sumringah.

"Allahummalakasumtu wabikaa amantu wa 'ala rizqika aftortu birahmatika yaa arhamarraahiminn." Seorang nenek dan cucunya itu berdoa dan menikmati takjil pemberian itu bersama-sama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline