Lihat ke Halaman Asli

Prama Ramadani Putranto

TERVERIFIKASI

Menebar Kebaikan dan Energi Positif

Agar Kritik Tetap Asyik

Diperbarui: 18 Agustus 2021   19:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kritik Melalui Seni Harus Tetap Asyik dan Juga Konstruktif dengan Mengedepankan Nilai dan Norma yang Berlaku - Sumber : kompas.com

"Seni merupakan media yang elegan dalam menyampaikan sebuah kritik konstruktif." 

Belakangan ini santer diberitakan di media sosial soal mural yang dihapus karena menyangkut figur kepala negara. Ada yang pro ada pula yang kontra mengenai hal ini. Di pihak yang pro menjadikan dasar bahwasannya figur kepala negara tak sepantasnya menjadi bahan olok-olok, meskipun melalui sebuah seni. 

Masih ada cara lain yang lebih baik dengan mengedepankan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Bagi yang kontra terkait penghapusan mural itu beranggapan bahwa Indonesia merupakan negara demokrasi yang mana setiap orang memiliki hak untuk memberikan pendapatnya. Menyikapi pro kontra yang terjadi mungkin ada baiknya mencoba tetap berkepala dingin dan melihat dari ragam perspektif. 

Kritik Menggiring Melihat dari Ragam Perspektif 

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara setiap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah terkadang menuai pro dan kontra. Kebijakan-kebijakan yang ada pun tak dapat sepenuhnya memuaskan semua pihak.

Hal-hal ini yang akan mampu memicu sebuah friksi di akar rumput, apalagi kebijakan-kebijakan yang berkaitan erat dengan perut rakyat di akar rumput. 

Jika saja kebijakan yang ada tidak pro rakyat, yakinlah teriakan dari bawah akan semakin terdengar jelas. Ragam teriakkan dalam menyampaikan aspirasi dapat dilakukan. 

Salah satu yang paling elegan adalah melalui seni. Mungkin saja dengan lagu bermakna satir atau dengan karya mural indah namun terdapat kata-kata satir wujud sebuah kekecewaan. 

Kritik konstruktif sebenarnya sangat dibutuhkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kritik itu sendiri memiliki peran sebagai penyeimbang. 

Melalui sebuah kritik itu pula akan mampu melihat dari ragam perspektif sehingga akan lebih mampu membuat kebijakan dengan arif dan bijaksana serta mengutamakan kemashlahatan bukan hanya golongan-golongan tertentu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline