Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

Kalau Pulang, Numpanglah Dahulu di 'Darat'

Diperbarui: 26 Desember 2016   09:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

"Bapak mertua saya jangan pulang dulu, Dok. Dia belum sanggup naik 'speed boat'..."Pinta menantu pasien laki-laki usia 60-an tahun dengan diagnosis kerja pneumonia dan diare yang sudah perbaikan dan tidak diinfus lagi.

"Nah, Pak. Saya dulu Puskesmasnya juga di perairan, dua jam dari Palembang kalau naik 'speed boat'. Tiap sekali jalan, pinggang dan perut saya itu pegal-pegalnya terasa sampai dua hari. Jadi, saran saya, menginap dahululah di rumah keluarga di 'darat' sampai Bapak ini bugar, baru kembali ke 'air'." Saran Saya.

"Apa karena pakai BPJS, hanya boleh dirawat seminggu, Dok?" Pancing si menantu, memancing saya salah omo soal biaya perawatan.

"Oh, enggak, Pak. Mertuanya sudah 2 hari tidak pakai infus lagi dan makannya habis. Dia tidak mau pulang karena alasan takut kesakitan naik 'speed boat', makanya jangan dahulu naik kapal itu. Menunggu si Bapak kuat, nanti ibunya yang ketularan, ruangan itu ada pasien TBC dua orang. Apa tidak kasihan?" 

Nah, sengketa kapan pasien bisa pulang bisa terjadi karena beda persepsi dan beda kondisi. Pasien yang rumahnya di 'darat' bisa dengan mobil atau taksi di Palembang, akan dengan mudah diperbolehkan pulang bila kedaruratan penyakitnya sudah teratasi.

Sementara pasien di 'perairan' atau di perkebunan yang jalanan kesana berlumpur inginnya pasien pulang sesudah mampu melewati perjalanan yang penuh rintangan. Negosiasi yang baik adalah memotivasi keluarga untuk tinggal di sekitar Palembang dahulu sampai si pasien stabil dan bisa jalan sendiri, baru dibawa ke rumahnya yang medannya sulit.

Karena tidak sekali dua kali pasien yang baru pulang, datang kembali 3 atau 4 hari kemudian dengan kondisi semakin parah akibat guncangan di jalan.

Malah nasehat Saya, bila memungkinkan, pasien-pasien ini tidak usahlah kembali ke kampungnya, sewalah rumah atau kos dekat rumah sakit atau rumah jompo di sebelah rumah sakit, karena tempat tinggalnya sendiri sudah merupakan resiko trauma kalau di jalan.

Mungkin ke depannya perlu dipertimbangkan program 'rumah singgah' untuk pasien kronis yang jauh dari rumah sakit ini masuk pembiayaan JKN.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline