Lihat ke Halaman Asli

Subhan Riyadi

TERVERIFIKASI

Abdi Negara Citizen Jurnalis

Pelaku Pembunuhan di UNM Dosen Bergelar Doktor, Bro Rivai: Mencoreng Dunia Akademik

Diperbarui: 23 Maret 2019   21:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kasus pembunuhan yang baru-baru ini menghebohkan warga Makassar yang diduga dilakukan oleh seorang oknum dosen bergelar Doktor tidak mencerminkan moralitas yang baik.

Hal tersebut diungkapkan Founder BRORIVAI Center (BRC) yang juga merupakan salah satu Pendiri Universitas Pertahanan Indonesia (UNHAN), Dr. Abdul Rivai Ras.

"Boleh jadi karena kebutuhan untuk mempertahankan eksistensi diri karena beban sosial, seseorang bisa saja salah jalan. Misalnya dengan melakukan tindakan demoralisasi atau tindakan di luar dari kapasitasnya sebagai akademisi," ungkap Rivai kepada media, Sabtu 23 Maret 2019.

Contoh ini, lanjutnya, dapat dilihat dari aksi kriminal (melakukan kekerasan/membunuh), mencuri uang rakyat (korupsi) atau bahkan secara terang-terangan melakukan pungutan liar dan tak jarang melakukan pergaulan bebas.

Hal itu, kata Rivai, mengindikasikan bahwa di banyak kesempatan kondisi sejumlah masyarakat di negara kita saat ini tak lagi menjadikan moralitas sebagai pegangan hidup dalam melakukan suatu tindakan.

"Semestinya seorang sarjana atau orang yang berpendidikan tinggi sampai S3 tidak lagi dengan sesuka hati menjalankan hidup berdasarkan nafsu," tegasnya.

"Seseorang yang melakukan tindakan negatif ini meskipun bergelar pendidikan tinggi, sebenarnya sudah terjangkit penyakit demoralisasi dapat dikatakan sebagai manusia bejat yang tak lagi menghiraukan aturan moral serta norma yang berlaku dalam kehidupannya," ujar Bro Rivai, sapaan akrab Abdul Rivai Ras.

Dirinya juga berharap agar kemerosotan moral atau akhlak yang tercermin pada perilaku seseorang seharusnya tidak terjadi pada komunitas yang sudah terdidik dengan baik.

"Dan segera kita cegah aksi demoralisasi ini," himbaunya.

Menurutnya, tindakan yang dilakukan oknum dosen tersebut adalah aksi "demoralisasi" karena sudah  melakukan penyelewengan terhadap aturan dan norma yang berlaku di dalam kehidupan, yang seharusnya tidak terjadi di dalam lingkungan kampus.

"Karena itu patut dipertanyakan pendidikan yang sudah diperolehnya apalagi bergelar Doktor. Hal ini harus menjadi perhatian dan catatan bagi kita karena kini motivasi sebagian besar orang berusaha untuk meraih gelar Doktor (S3) tidak berbanding lurus dengan peningkatan moralitas, sehingga mencoreng dunia akademik," kata Rivai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline