Lihat ke Halaman Asli

SRI PATMI

Dari Bumi ke Langit

Negara China Punya Filsafat Sama Seperti Jawa? Ini Buktinya!

Diperbarui: 26 Januari 2022   06:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Gambar : lokadata.id

Masyarakat Jawa yang terkenal dengan nama ungkapan tradisional Jawa paribasan, bebasan, saloka, wangsalan, cangkriman, parikan, pepindhan, sanepa, panyandra dan isbat. Masyarakat Bali memiliki paribasan yang meliputi sesonggan (pepatah), sesenggakan (ibarat), wewangsalan (tamsit), sloka (bidal), bebladbadan (metafora), peparikan (pantun atau madali), pepindan (perumpamaan), sesawangan (perumpamaan), ucanglutan (olol-olok), raos ngempelin (kata-kata mendua arti atau pelawak), sesimbing (sindiran), sesemon (sindiran halus), sipta (alamat atau pertanda), sesapan (doa), gigihan (bahasa spontan, bahasa jumbuh atau bahasa kesombongan individu ketika ingin mengungkapkan kebanggaan diri). 

Masyarakat Sunda lekat dengan paribasan. Ungkapan tradisional tersebut menjadi pemaknaan yang universal dan global. Masing-masing memiliki karakter dan kemiripan. Jika masyarakat Jawa mengenal istilah anggah ungguh, masyarakat Sunda lekat dengan istilah pamali. Semunya memiliki nilai moral yang luhur dan mendarah daging hingga sekarang.

Bagaimana jika ternyata kesusastran Jawi ternyata memiliki kesamaan dengan China?

China masuk ke Indonesia 3000 SM. Gelombang pertama berasal dari Cina Selatan. Tahun 1740 terjadi pemberontakan China dengan kompeni yang mulai resah dengan imigran dari China. Saat itu, kompeni menyusun politik untuk mengusir imigran China di Batavia. Ribuan orang China lari ke luar kota dan pedalaman. Bangsa China meramu budaya, bahasa ibu dan nilai budaya lokal untuk memperkuat kebersatuan. Sebagai pendatang di Tanah Jawa, mereka harus bisa survive, sukses, tahan uji dan mengokohkan jati diri di negeri orang. Mereka menetap dan melestarikan nilai budaya lokal yang dibawa. Keadaan ini semakin pelik karena kecemburuan sosial antar Jawa dan China. Problematika semakin meruncing karena China pendatang sedangkan Masyarakat Jawa adalah pemilik lahan.

Konfusianisme membawa ajaran pokok setiap manusia memiliki keluhuran budi atau sering disebut dengan istilah yen. Ajaran lainnya adalah manusia menjaga keseimbangan hubungan seperti ayah dan anak, saudara, suami istri, hawa yang lebih tua umurnya dengan yang lebih muda, serta hubungan raja dan rakyat.

Apa saja persamaan makna filosofi Jawa dan China?

TI.

TI n hng jin z y zqingbx dsh kn jnz y hu d zi w.

TI (perkataan) menurut kata-kata yang tersirat untuk perbaikan diri, Kun Junzi (perilaku) untuk membawa hal-hal dengan kebajikan besar.

Dan

Becik ketitik ala ketara

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline