Lihat ke Halaman Asli

Didik Purwanto

Tech Buzz Socialist

Perusahaan Asuransi Jangan Ketinggalan Zaman

Diperbarui: 15 Februari 2018   13:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

koleksi pribadi

Siapa yang kadang merasa terganggu dengan penawaran agen asuransi? Mulai dari penawaran produk, peningkatan premi, atau bahkan tawaran untuk pindah ke produk perusahaan asuransi sebelah?

Namun yang lebih menyusahkan lagi, apabila si agen sulit untuk dihubungi. Padahal seyogyanya, nasabah perlu respon yang cepat, realtime kapan pun dimana pun. 

Nah, di era perkembangan teknologi digital saat ini, industri asuransi harus mulai berbenah diri. Jangan sampai ketinggalan zaman seperti perusahaan lainnya yang mulai khawatir dengan keberadaan teknologi finansial (financial technologi/fintech).

koleksi pribadi

Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim mengatakan, fenomena perkembangan teknologi digital sudah tidak dapat disikapi industri dengan reaktif. Teknologi tidak hanya mengubah perilaku individu dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga mengubah perilaku pelaku bisnis dalam menjalankan bisnisnya.

"Industri asuransi mulai menyadari ini. Industri asuransi jiwa mulai mempelajari untuk masuk teknologi digital ini dalam menyampaikan produknya ke pasar," katanya di Jakarta, Rabu (24/1).

Mengutip data "Digital in 2017: Southeast Asia" dari We Are Social dan Hootsuite (2017), sekitar 132,7 juta jiwa dari 262 juta populasi di Indonesia merupakan pengguna internet. Sekitar 106 juta jiwa pengguna aktif media sosial dan 92 juta jiwa pengguna aktif media sosial melalui aplikasi bergerak (mobile).

Menurut Hendrisman, masyarakat butuh informasi dan respons langsung yang cepat dan tepat dalam mendapatkan kemudahan akses dan layanan, di manapun dan kapanpun.

"Sekarang pasar sudah di depan mata kita. Jarak (industri asuransi) dengan pasar sudah tidak ada. Teknologi digital sudah memperkecil jarak tersebut sehingga kita harus bekerja lebih efisien," ujarnya.

Untuk mengantisipasi perkembangan teknologi, AAJI akan menggelar serangkaian kegiatan Digital and Risk Management in Insurance (DRiM). 

Inisiatif ini bertujuan merespon cepatnya perkembangan teknologi digital, khususnya hubungan perusahaan dengan konsumen, percepatan ragam proses bisnis dan penyebaran informasi, sekaligus membantu meningkatkan dan memajukan penetrasi asuransi jiwa di negeri ini.

Ketua Panitia DRiM Christine Setyabudi mengatakan, AAJI bekerja sama dengan Purwadhika Start-Up and Coding School, untuk menggelar hackathon start-up competition yang diikuti sekitar 100 orang generasi muda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline