Lihat ke Halaman Asli

Cahyadi Takariawan

TERVERIFIKASI

Penulis Buku, Konsultan Pernikahan dan Keluarga, Trainer

Ketika Jodoh Dipahami Melalui Angka-angka

Diperbarui: 25 April 2020   18:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar oleh Bianca Mentil dari Pixabay

Salah satu episode perjalanan manusia di bumi ini yang sangat urgen adalah pencarian dan pemilihan jodoh. Karena jodoh yang kita dapatkan itulah yang akan membersamai dalam kehidupan yang panjang. Jodoh pula yang menentukan bagaimana kehidupan kita ke depan, tidak hanya kehidupan di dunia tetapi juga kehidupan di akhirat kelak.

Jodoh disebut sebagai tanda-tanda kebesaran Allah di muka bumi. Bagi manusia, jodoh adalah rahasia yang mendebarkan hati. Namun di sisi Allah, tidak ada yang rahasia, karena telah ditetapkanNya untuk manusia.

Allah Ta'ala berfirman, "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya" (QS. Ar-Rum: 21).

Ayat ini menyebutkan bahwa jodoh adalah tanda-tanda kebesaran Allah. Maka fenomena perjodohan sungguh menjadi ayat-ayat kauni yang semakin membuat kita yakin akan kebesaran Allah Ta'ala.

Dalam ayat ini juga dijelaskan bahwa dengan menikah akan lebih tentram karena adanya pendamping. Al-Mawardi dalam kitab An-Nukat wal-'Uyun menjelaskan ayat tersebut, "Mereka akan begitu tenang ketika berada di samping pendamping mereka karena Allah memberikan pada nikah tersebut ketenteraman yang tidak didapati pada yang lainnya."

Jodoh bukan hanya tanda kebesaran Allah, namun sekaligus ketentuan dari Allah sejak manusia belum lahir ke muka bumi.

Nabi Saw telah bersabda, "Kemudian diutus kepadanya malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan diperintahkan untuk ditetapkan empat perkara, yaitu rezekinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya" (HR. Bukhari no. 6594 dan Muslim no. 2643).

Dalam hadits tersebut dinyatakan empat hal yang telah ditetapkan Allah sejak janin berumur 120 hari dalam kandungan, yaitu rezeki, ajal, amal dan kecelakaan atau kebahagiaan.

Tidak disebutkan secara khusus tentang jodoh, namun para ulama memasukkan jodoh sebagai bagian dari rezeki pemberian Allah.

Oleh karena itu, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin menyatakan, "Sebagaimana rezeki telah tertulis dan ditakdirkan bersama sebab-sebabnya, maka jodoh juga telah tertulis (beserta sebab-sebabnya).

Masing-masing dari suami istri telah tertulis untuk menjadi jodoh bagi yang lain. Bagi Allah tidak rahasia lagi segala sesuatu, baik yang ada di bumi maupun di langit".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline