Lihat ke Halaman Asli

Opa Jappy

Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan

Ada "Benih ISIS" di Kerajaan-kerajaan Fiktif?

Diperbarui: 5 Februari 2020   21:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Kompasiana

Pasir Panjang, Kupang  Nusa Tenggara Timur | Bermunculan lebih dari satu Kerajaan Fiktif, saya sebut sebagai 'Kerajaan-kerajaan Baru' (selanjutnya KKB) di Indonesia, agaknya bukan sekedar latah dan fenomena sesaat.

Para pendiri, dan orang-orang yang tergabung (dan bergabung kemudian) di/pada sejumlah KB, termasuk bukan sekerdar orang-orang kecil, tetapi juga mereka yang termasuk kelas menengah atas, berpendidikan cukup, serta punya kharisma menarik massa atau pun pengikut.

Dari jejak digital, terlihat bahwa mereka yang bergabung dengan KKB karena tertarik (yakin, percaya, serta otimis) pada orasi dan narasi para pendiri KKB tersebut. Bahkan ketertarikan tersebut, tidak sedikit para pengikut (baru) KKB yang menyumbangkan sejumlah besar uang sehingga menjadi bagian (atau pun mendapat jabatan) sebagai Elite KKB. Misalnya PM,  Panglima, Pangeran, dan lain sebagainya.

Bisa dikatakan bahwa kelengkapan KKB tersebut, secara administrasi, struktur/hirarki, dan dana cukup lengkap (plus janji-janji bahwa ada dana ribuang triliun rupiah yang siap mereka cairkan); yang kurang pada KKB tersebut cuma satu yaitu wilayah. (Note: Syarat minimal terjadinya Negara adalah adanya rakyat, kekuasaan/penguasa, dan wilayah).

Untungnya, sebelum KKB tersebut memiliki wilayah (kekuasaan, makin membesar, dan semakin liar serta tak terkendali ), mereka sudah terendus aparat, dan dibubarkan; bahkan ada yang ditahan Polri. Seandainya tidak tercium aparat, maka KKB tersebut akan menjadi besar,  besar, dan terus besar; kisah selanjutnya akan lain atau berbeda.

Timbul tanya, apa yang hendak diraih oleh sejumlah pendiri KKB di Nusantara? Tentu ada; tak mungkin mereka hanya mendirikan KKB tanpa tujuan yang jelas.

Jejak Awal Berdirinya ISIS di Timur Tengah

Sekali lagi, dari jejak digital; sejenak mengingat berdirinya ISIS. Diawali oleh beberapa orang yang oposisi terhadap Pemerintah yang berkuasa. Kemudian mereka menyusun kekuatan melalui demo,  protes, aksi-aksi jalanan. Para pemimpinnya melakukan orasi-orasi yang memikat massa; kemudian semakin banyak orang bergabung.

Dari aksi-aksi damai, kemudian bergesesr menjadi demo-demo penuh kekerasan dan kerusuhan; sementara itu, kekuatan massa semakin banyak. Dari, kelompok yang terpisah-pisah, disatukan menjadi satu kekuatan besar. Selanjutnya, aksi-aksi kekerasan berlanjut; dan upaya melawan aparat, tadinya dengan kayu dan batu, diganti dengan senjata (yang didapat melalui/di pasar gelap).

Dengan kekuatan massa dan senjata, kemudian dana, kelompok yang sudah membesar berhasil menguaai kota; satu demi satu kota dikuasai; juga ladang minyak Maka lengkap sudah.

Mereka pun deklarasi diri sebagai ISIS. Mereka menjadi Negara yang memiliki tanah atau wilayah, rakyat, kekuasan, tentara, sumber uang, dan lain sebagainya. Kemudian, menjadi besar, besar, dan besar serta mimpi buruk bagi siapa pun. ISIS pun memperluas wilayah dan kekuasaan melalui teror yang menggerikan.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline