Lihat ke Halaman Asli

Opa Jappy

Orang Rote yang Bertutur Melalui Tulisan

Sarapan Tanpa Menu Hoaks dan Ujar Kebencian

Diperbarui: 31 Januari 2022   07:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Tentang Hoaks

HOAX adalah something intended to deceive; deliberate trickery intended to gain an advantage; A deception for mockery or mischief; a deceptive trick or story; a practical joke; subject to a playful hoax or joke; To deceive by a story or a trick, for sport or mischief; to impose upon sportively.

Dengan kata kata-kata dan bahasa yang beda, maka Hoaks, adalah sesuatu untuk menipu; tipuan yang disengaja untuk mendapatkan keuntungan, manfaat tertentu; sesuatu tersebut bisa berupa, kata-kata, kisah, cerita, gambar, grafis, film, video, dan lain sebagainya. Dengan demikian, hoaks bisa saja berisi hal-hal ada, fakta, peristiwa (pada masa dan sikonnya), yang ditampilkan ulang sebagai ada dan benar pada waktu dan sikon yang beda/berbeda (yang kemudian/belakangan) atau disesuaikan dengan kepentingan Sang Penyebar Hoaks.

Bahkan, selain berupa hal-hal yang bohong dan tak pernah ada, bisa berupa data dan fakta (yang benar) pada sikon serta lokasi lain, namun (dengan beberapa tambahan atau edit narasi dan gambar) ditampilkan sebagai atau pada sikon kekinian; atau (sementara) terjadi pada masa kini, [Opa Jappy | Kompasiana].

#

Tiada Hari Tanpa Hoaks; kira-kira seperti itulah yang sementara terjadi di Nusantara. Faktanya, sejak tahun 2014, hoaks, ujar kebencian, fitnah, penistaan mewarnai ruang publik di Dunia Nyata dan Dunia Maya.

Semuanya itu, sepertinya ditahan, ditumbuhkan, dipelihara, dipanen, dan disebarkan secara TSM. Siapa yang memproduksi atau menjadi pabriknya?
Banyak pihak hanya bisa menduga-duga; namun tak sedikit orang yang mempercayainya, kemudian mereka mengolah ulang, dan terus menerus menyebarkan.

Mereka itulah, yang kemudian ditangkap; sementara produsennya belum tersentuh. Mereka masih tersembunyi dan bersembunyi di balik topeng sebagai 'orang baik-baik dan tanpa dosa.'

Sikon itulah, belum tertangkapnya produser hoaks, seakan tidak terhentinya sebaran hoaks, bahkan semakin menjadi-jadi. Sebaran itu bagaikan gelombang laut yang tiada kenal lelah terus menerus menerjang pantai.

Lihat dan rasakan sendiri pada sikon kekinian Nusantara, apalagi pasca Pilpres 17 April 2019, hoaks, ujar kebencian, fitnah, penistaan seakan menjadi 'santapan rohani pada setiap pagi.' Karena, ketika bangun pagi, sarapan, dan melihat Medsos, yang muncul atau terlihat adalah ratusan posting bernada dan berisi hoaks, ujar kebencian, fitnah, penistaan, dan sejenis dengan itu.

Maraknya sebaran hoaks, ujar kebencian, fitnah, penistaan melalui Medsos itulah, terutama di Indonesia, membuat manajemen FB dan WA ikut prihatin dan menyesalinya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline