Lihat ke Halaman Asli

Perspektif Hukum Teknologi Informasi

Diperbarui: 28 Maret 2024   20:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

PERSPEKTIF HUKUM  TEKNOLOGI INFORMASI

Oleh: Olvanthio Nicolas Alaric 

Abstrak

Teknologi informasi dan hukum adalah dua bidang ilmu yang sangat berbeda, tapi kedua-duanya memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia. Hukum berkembang seiring dengan tumbuhnya kehidupan sosial dan zaman, sedangkan teknologi informasi ada untuk mempermudah manusia dalam memenuhi kebutuhan mereka. Maka hukum diperlukan untuk mengendalikan penggunaan teknologi informasi dalam setiap sisi kehidupan manusia. Dan begitu juga sebaliknya, teknologi informasi diperlukan untuk membantu mempermudah penerapan hukum di Indonesia, manusia mempunyai kemampuan yang terbatas dalam hal mengumpulkan dan mengolah informasi apalagi dengan jumlah yang sangat banyak. Pastinya manusia tidak akan kuat untuk mengatasi semua itu. Disitulah teknologi informasi diperlukan dan teknologi informasi terus tumbuh begitu pesat, bahkan juga merambah ke bidang-bidang lain, tetapi sayangnya pertumbuhan ini tidak diiringi oleh aturan pengendalian dalam penerapannya. Di Indonesia perundang-undangan tentang penerapan dan penggunaan teknologi informasi masih sangat lambat, dan ketika suatu undang-undang diluncurkan tantangan keterbelakangan hukum sudah sangat terlihat. Perspektif hukum teknologi informasi masih mencoba melihat hal-hal yang mungkin dijadikan bahan pertimbangan dalam memahami kemungkinan-kemungkinan yang dapat menyelesaikan ketertinggalan perundang-undangan dibandingkan pertumbuhan teknologi informasi yang terjadi di Indonesia.

Pendahuluan

Kesejahteraan adalah hakikat dari kehidupan manusia dan ini memerlukan sains dan teknologi. Sementara itu Sains dibutuhkan untuk meningkatkan kompetensi setiap orang, komunitas atau bangsa, sedangkan teknologi digunakan untuk mempermudah kehidupan manusia Namun demikian, agar kesejahteraan itu dapat terpelihara dengan baik, diperlukan aturan-aturan yang menjadi kerangka usaha manusia untuk mencapai dan meningkatkan kesejahteraan. Jadi, sebagai anggota masyarakat setiap orang pasti  berkaitan secara langsung antara satu dengan yang lain melalui ketentuan-ketentuan, adat-istiadat, dan kelembagaan yang telah diatur dan disepakati bersama, yang dikenali sebagai sistem sosial. Sains di satu sisi adalah nilai bebas, tetapi sains juga mempengaruhi berbagai macam aspek dalam kehidupan manusia. Contohnya, sains bisa menjadi tolak ukur tinggi atau rendahnya sebuah kebudayaan, sains bisa menjadi landasan pembangunan suatu masyarakat yang berbudaya, sayangnya adalah masih banyak orang yang belum memahami sains baik sebagai ilmu ataupun filosofi. Sains juga digunakan untuk menciptakan dan mengembangkan teknologi supaya hidup manusia semakin baik. Walaupun memang teknologi juga bisa menjadi sarana untuk tindakan yang merugikan orang lain. Teknologi yang semakin canggih juga membuat kejahatan pun semakin canggih. Dan masalahnya bukan hanya disitu, di Indonesia masih banyak sekali rakyat yang tidak paham dengan kejahatan yang dilakukan dengan menggunakan teknolgi. Hal in umum terjadi karena kurangnya edukasi dan informasi.

Teknologi Informasi dan Kejahatan

Teknologi Informasi sebenarnya merujuk ke proses pengetahuan dan metode-metode penerapannya berupa pengolahan, mentransfer dan membuat informasi. Teknologi Informasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan, merapikan, menyimpan, menerbitkan dan menggunakan informasi dalam bentuk suara, grafis gambar atau teks, angka,audio, video dan sebagainya. Jadi hal yang dihasilkan oleh teknologi informasi telah menjadi sumber perubahan dalam banyak komunitas. Perubahannya dapat dirasakan oleh masyarakat, pada umumnya peran teknologi informasi adalah memastikan bahwa layanan-layanan yang dapat memudahkan kehidupan manusia dapat diberikan terlepas dari apakah masyarakat membutuhkannya atau tidak. Tapi di negara yang mempunyai teknologi terbelakang seperti contohnya Indonesia, selain sulit untuk mengakses teknologi, Indonesia juga kerap menghadapi masalah terstruktur dan perilaku yang berkaitan dengan penggunaan teknologi yang sering kali tidak efektif dan tidak efisien. Efisiensi bergantung kepada faktor-faktor seperti politik, budaya, ekonomi dan tingkat perkembangan teknologi pendukung dan juga serta penggunaannya, akan tetapi Efektifitas memerlukan aturan dan ketentuan yang sesuai.

Tantangan dan tuntutan

Tantangan yang terjadi dalam penggunaan dan penerapan teknologi informasi adalah perubahan perilaku baik secara pribadi maupun sosial. Percepatan pertumbuhan teknologi informasi menyebabkan masalah secara psikologi  dan kemandulan pemikiran untuk hal-hal lain yang lebih bermanfaat, yang mengakibatkan tingginya tingkat kejenuhan sosial, rendahnya usaha yang dikarenakan di zaman sekarang mendapatkan apapun sangatlah mudah. Kesenangan sesaat lebih diutamakan oleh anak muda zaman sekarang, walaupun masa depan mereka yang menjadi taruhannya, termasuk menjual harga diri. Kehidupan di kota lebih menarik daripada kehidupan di desa, keterbukaan menjadi senjata salah kaprah terhadap perubahan sosial, dan kehidupan sosial menjadi sangat rentan terhadap informasi yang mungkin diartikan secara salah. Bahkan di zaman sekarang menjadi terkenal merupakan bagian dari perubahan perilaku anggota masyarakat dalam era informasi, maka sebagai akibat segala macam kemudahan yang dapat diberikan oleh teknologi informasi, anggota-anggota masyarakat menjadi bermain dalam group mereka sendiri dan tidak dengan semua anggota masyarakat. Perubahan yang paling jelas disebabkan oleh teknologi informasi adalah perubahan aliran informasi. Dulu kita mendapatkan informasi melalui perpustakaan, radio, televisi, majalah dan koran. Namun sekarang, aliran sudah dua arah, setiap kali ada informasi yang diterbitkan, masyarakat dengan mudahnya dapat memberikan komentar mereka dan dibaca atau didengar oleh banyak orang atau bahkan tidak didengar atau dibaca sama sekali. walaupun terkadang informasi yang diterbitkan bisa saja tidak terbukti benar, sebab informasi hanya gambaran gejolak sosial. Penerbitan informasi sangat mudah untuk dilakukan sekarang, terdapat banyak sekali sumber informasi dari berbagai macam hal, dan di antaranya sedikit yang bisa dipercaya. Sumber-sumber informasi yang berkaitan dengan akademik menjadi posisi paling atas yang dapat dipercaya karena secara umum didasarkan pada pengetahuan dan penelitian. Sumber informasi seperti blog dan komentar menjadi sumber mendapatkan posisi yang paling rendah dalam tingkat kepercayaannya di antara sumber informasi, termasuk juga penerbitan seperti koran ataupun jurnal yang tidak memiliki kualitas ulasan. Sumber informasi yang abal-abal dan cenderung menyampaikan informasi dan pengetahuan yang salah, dan kemudian merusak tatanan sosial.

Penyakit sosial dan kejahatan 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline