Lihat ke Halaman Asli

Oky Nugraha Putra

Universitas Padjadjaran

Pengalaman Pribadi tentang Gempa Cianjur 21 November 2022

Diperbarui: 8 Januari 2023   03:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

 

CIANJUR, SENIN 21 NOVEMBER 2022

Siang itu sekitar pukul 13.21 WIB saat semua orang sedang melakoni aktivitasnya masing-masing seperti biasa, tetiba tanah berguncang dengan begitu dahsyatnya. Saya sendiri saat itu sedang berada di rumah membantu mengobati adik saya yang kebetulan sedang mengalami penyakit gatal-gatal yang biasa kami sebut kaligata. Spontan, kita semua yang berada di dalam rumah lari berhamburan ke luar.

Saya sendiri menghitung secara kasar bahwa goncangan gempa bumi yang menurut analisa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bermagnitudo 5,6 itu terjadi selama 10-15 detik. Cukup lama untuk durasi gempa bumi.

Awalnya saya mengira tidak terjadi apa-apa dan menyangka bahwa pusat gempa bumi mungkin tidak di Cianjur. Namun, perkiraan saya meleset jauh.

Ba'da Ashar saya sengaja berkeliling di seputaran kota Cianjur dan menemukan secara kasat mata bahwa banyak penduduk di daerah kota masih berdiam diri di luar rumah.

Ada yang di sisi jalan protokol, ada yang di depan teras rumahnya, bahkan ada sebuah kavling perumahan yang sengaja menutup akses jalannya agar jalan di depannya bisa digunakan oleh warga sekitar untuk ngampar tikar atau karpet. Penyebabnya tak lain adalah gempa susulan yang terus-menerus terjadi.

Sebelum berkeliling itu sekitar pukul 14.00 WIB di grup media sosial WhatsApp berisi senior saya ketika di duduk di bangku SMA beredar video yang memperlihatkan pengendara ojek daring terluka akibat terkena reruntuhan maupun jatuh saat berkendara. Bisa dibayangkan bukan bagaimana hebatnya getaran gempa bumi tersebut?

SURVEI PENDAHULUAN. Yayasan Historika Indonesia melakukan survei lapangan terlebih dahulu sebelum menyalurkan donasi ke korban gempa Cianjur. Dokpri

Setelah sampai di rumah kembali dan menyetel pesawat televisi untuk melihat berita di kanal nasional Kompas TV, saya melihat bahwa korban meninggal dunia ternyata sudah berjatuhan. Sudah ada lebih dari 30 orang yang meninggal dunia.

Siaran berita tersebut sendiri memperlihatkan keadaan secara audio-visual di pelataran parkiran Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sayang yang menurut saya pribadi dalam keadaan chaos karena pasien di dalam ruangan harus dikeluarkan sementara waktu. Saat berbarengan datang korban gempa bumi dari berbagai wilayah di Cianjur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline