Lihat ke Halaman Asli

Okky Putri Rahayu

Ngeblog saat senggang

Cerpen | Bang Ujang Si Penipu Bank

Diperbarui: 4 Februari 2020   17:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ujang tidur mendekap ransel hitam. Matanya terpejam, tapi pikirannya mengawang. Jauh. Amat jauh ke hari itu. Hari saat Ujang melangkah keluar dari bank dan membawa uang tunai satu miliar.

Dok dok dok! Suara ketokan pintu membuyarkan pejaman mata Ujang. Meski enggan turun dari ranjang, Ujang mamaksa badannya untuk beranjak bangun. Melepaskan sejenak ransel hitam yang sudah semalaman ia dekap.

"Bang ujang! Bang Ujang!" Suara di balik pintu.

Meski tanpa melihat, Ujang tahu pasti siapa orang itu. Suara serak dengan nada medok kental itu adalah milik Samin, adik iparnya.

Sesaat setelah Ujang membuka pintu kamar, Samin merangsek ke dalam. Ia segera menutup pintu itu dan menguncinya. Sangat cepat. Bak orang kesetanan.

"Ada yang nyari Bang Ujang. Badannya gede Bang! Mereka bilang mau bunuh Bang Ujang," ujar Samin dengan nada ketakutan.

Ujang hanya tersenyum. Ia seperti sudah tahu bahwa tempat persembuyiannya ini sudah tidak aman. Meskipun Ujang punya seribu identitas palsu, toh pada akhirnya akan ketahuan juga yang paling asli.

"Kau sudah bilang seperti yang kukatakan?"

Samin mengangguk cepat. Semua jenis dan derivat kebohongan sudah ia lontarkan. Meskipun sudah dua hari ini Ujang berada satu atap dengannya, Samin terus membual pada semua orang yang menanyakan Ujang.

"Istri dan  anakmu di mana?"

"Aku mengirim mereka ke rumah Abang di Semarang. Anak-anak juga sedang liburan," jelas Samin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline