Menjelang sore, Tepat Pukul 16.00 Wit saya memacu sepeda motor dari Desa Panamboang menuju kampung Makian melewati jalan "baru" hasil pembangunan kawasan reklamasi ekonomi yang bakal menjadi pusat ekonomi terpadu oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Selatan.
Dulu, kawasan ini sebagian besar ialah rawa yang menjadi tempat labuh perahu nelayan handline. Selain itu, kawasan ini juga berisi pohon-pohon sagu bahan utama dari papeda dan sagu lempeng.
Sepanjang perjalanan, mata saya termanjakan oleh eksotisme senja yang menghadirkan rindu akan kenangan masa kecil. Kehidupan sepanjang pantai Pulau Bacan ini terasa begitu lekat pada diri.
dokpri. Anak-anak Batobo
Anak-anak yang sedang mandi (batobo), pasangan muda-mudi yang sedang memadu kasih, emak-emak, tua muda larut bersama.Mendekati Pelabuhan Kupal; pelabuhannya para penduduk Pulau Obi dan pekerja-pekerja tambang dari negeri sendiri hingga negeri bambu, saya berhenti dan memarkir sepeda motor di samping pelabuhan kurang lebih 20 meter.
Di sini, saya berniat menemui beberapa nelayan yang sudah beberapa minggu ini sulit ditemui. Tujuan saya, ialah mewawancarai aktivitas penangkapan hingga sistek distribusi hasil tangkap.
Setelah parkir, saya menuju pangkalan labuh (fishing base) yang berdiri di atas laut. Sebuah rumah semi permanen dengan jarak sekira 30 meter dari pelabuhan Kupal.
Jarak bangunan dan pelabuhan kupal. Dokpri
Rumah ini multifungsi, selain pangkalan labuh juga sebagai tempat transaksi, penyimpanan hasil tangkap, aktivitas perbaikan kapal, umpon dan basecamp kelompok nelayan.Ada sebuah pemandangan yang unik, jika biasanya nelayan melabuhkan perahu ke jembatan atau menariknya ke daratan, di sini berbeda. Perahu-perahu digantung di atas laut dengan konstruksi didesain seperti derek yang bisa menangkat dan menurunkan perahu.
Hal itu dilakukan agar saat ombak atau musim angin timur sedang bergejolak, perahu mereka aman dan tidak hanyut serta rusak.
Dokpri. Cara unik melabuhkan perahu
Kehadiran saya menyita perhatian tiga orang yang sedang memperbaiki rumpon. Lantaran langkah kaki saya di jembatan menuju bangunan labuh terdengar begitu keras. Papan yang menjadi alas nampak sudah mulai di lepas hanya menyisahkan beberapa bagian."Dari mana?," Tanya salah satu nelayan.