Lihat ke Halaman Asli

Nanda AP

Pembaca Musiman

Menikmati Masa Pandemi Covid-19 di Kota Apel [Bagian 4] Penutup

Diperbarui: 4 Agustus 2021   15:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

"Belajar adalah kegiatan yang di awali dengan membaca dan di akhiri dengan menulis", seperti itulah kata yang pernah terucap oleh Jadid Muanas seorang Founder dari Ausy Media. Untuk bisa menuliskan kata -- kata yang indah, perlu adanya membaca, dan membaca erat kaitanya dengan belajar. Para penulis yang inspiratif sudah pasti banyak belajar, belajar dari pengalaman hidup, belajar dari membaca buku dan belajar dari diskusi dengan orang lain. Dengan begitu buah pemikiran dari belajar menghasilkan ide -- ide yang inspiratif yang dapat dituangkan ke dalam dunia teks sehingga mampu menginspirasi  banyak orang.

Seorang penulis yang banyak belajar sudah pasti mempunyai wawasan yang sangat luas untuk dituangkan kedalam dunia teks sehingga tulisan yang di hasilkan tidak terkesan membosankan. Belajar juga memberikan berbagai warna di kehidupan seseorang, serta dari tulisan-tulisan yang di tuangkan dari hasil belajar terkadang mampu menghidupkan jiwa-jiwa orang yang sudah mati. Inilah alasan banyak tokoh dunia yang mampu menginspirasi banyak orang, karena pengalaman dan cerita yang dilaluinya di tuagkan dalam tulisan sehingga kita bisa mepelajari dan meneladaninya.

"Guru terbaik adalah pengalaman", begitulah bunyi petuah yang sering terdengar di tengah masyarakat, belajar dari sebuah pengalaman tak hanya memberikan sebuah teori disitu juga menambah sebuah nilai praktik yang sangat berkesan dan sebuah pengalaman yang bisa dibagi. Disamping itu dari pengalaman yang didapat juga menambah relasi dengan orang-orang baru yang memiliki  berbagai karakter  berbeda. 

Pengalaman yang diperoleh selama hidup nantinya dapat bermanfaat kelak saat tua nanti, apa bila pengalam hidup yang dilalui dulu dituangkan ke dalam dunia teks kemudian dibaca oleh banyak orang kemudian terinspirasi, maka inilah kenapa belajar mampu menghidupkan jiwa-jiwa orang yang sudah mati.

Seperti yang terucap oleh Jadid Muanas, kenapa belajar adalah kegiatan yang diakhiri dengan menulis. Apa yang penulis tulis, ini merupakan belajar dari pengalaman yang bisa saya bagikan untuk sebuah bacaan yang semoga bermanfaat.

Kira -- kira siang hari kurang lebih pukul 12.00 kami  telah sampai di tempat kopi 71Toe Dji bersamaan dengan dikumandangkanya adzan Dzuhur yang terdengar dari masjid di sekitar lokasi. Kami sampai di tempat produksi kopi 71Toe Dji yang sekaligus rumah kediaman bapak Sutekno. Beliau adalah pemilik tempat produksi kopi 71Toe Dji dan ketua kelompok tani " Tani Maju" yang berlokasi di Jalan Raya sukorejo Rt12/Rw06 Desa Srimulyo, Kec. Dampit, Malang.

Kami disambut dengan hangat oleh beliau dan keluarganya, dari depan rumahnya sudah banyak sekali terlihat biji kopi yang sedang di jemur dibawah teriknya sinar mentari. Lalu kami di persilahkan masuk ke dalam  rumahnya. 

Tampak dari depan, rumah Pak Sutekno terlihat tidak begitu besar seukuran dengan rumah yang dimiliki orang-orang biasanya. Namun setelah kami masuk pada ruangan tamu, saya sedikit kaget karena rumah yang telihat kecil memiliki ruang tamu yang cukup luas dan lebar. Terlihat banyak sekali foto- foto kunjungan dari berbagai tokoh dan piagam penghargaan yang menempel di dinding ruang tamu.

Pak Sutekno tinggal bersama keluarga kecilnya, dengan istri dan anak-anaknya dan sudah lama hidup mendalami dunia perkopian. Karena kecintaanya pada kopi, Pak Sutekno menekuni dari awal beliau masih masuk belajar tentang dunia perkopian sampai ia bisa mempunya kopi dengan brandnya sendiri dan memiliki rumah produksi kopi. beliau juga salah satu orang pemasok kopi untuk warung kopi dan cafe yang ada berada di Malang.

Kopi dan Sejarah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline