Lihat ke Halaman Asli

Nyi Ai Tita

Guru suasta

Isra Mi'raj

Diperbarui: 12 Maret 2021   07:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Isra Miraj

Kata Isra Mikraj sudah tak asing ditelingaku dan mungkin ditelinga yang lainnya juga terutama bagi yang beragama Islam. Kata ini sudah melekat.

Hal ini membuatku teringat masa kecil di kampung. Bapak ibuku selalu siap-siap untuk memperingati peristiwa tersebut,  sebulan  sebelum acara peringatan dimulai.

Aku sebagai anak merasa senang karena bisa ikut membantu ibuku membuat olahan makanan yang akan disajikan pada waktu acara berlangsung. Makanan tesebut tentunya berupa makanan yang bisa tahan lama.

Makanan kampung yang bisa tahan lama untuk disajikan pada peringatan isra miraj yaitu berupa wajit ketan dan wajit angleng, opak, raginang dan lain-lain sebagai makanan ciri khas di kampung.

Aku merasa senang karena membuat makanan tersebut bisa sampai larut malam bersama ibu. Terkadang ibuku dibantu oleh tetangga dekat untuk mengolah makanan tersebut.

Ketika aku nimbrung membuat olahan di malam hari sambil mencuil untuk coba dimakan. Waaah enaknya bukan main makanan tradisional yang sehat dan asli tersebut.

Sambil ngobrol diantara mereka sudah punya bagian-bagiannya atau job. ada yang membakar olahan dengan api dari bahan bakarnya kayu dan bambu, ada yang marud kelapa, ada yang mengocek, ada juga yang membungkus. Pokoknya seru sekali waktu kecilku, membantu ibu menyiapkan olahan buat acara isra mikraj.

Secara tidak langsung orangtuaku mengajarkan bahwa ada peristiwa penting dalam tahun Islam. Peringatan  yang selalu dikenang dan mungkin ada hikmah atau pelajaran yang bisa diambil dari peristiwa tersebut.

Namun pada waktu itu, aku hanya bisa merasakan senengnya saja dan belum tahu makna yang sebenarnya dari peristiwa penting tersebut.

Saya baru paham, bahwa orangtuaku secara tidak langsung mengajarkan banyak hal dalam memperingati peristiwa  isra miraj tersebut.
1. orangtuaku mengajarkan untuk menumbuhkan rasa cinta pada ajaran Islam, cinta akan Rabbnya, cinta akan Nabinya, cinta akan ajarannya.
2. Orangtuaku mengajarkan bagaimana ketika menjalin kerjasaama dengan tetangga. Mulai dari mengadakan musyawarah, saling bantu, saling menyayangi walau tidak ada hubungan darah.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline