Lihat ke Halaman Asli

Iba Mabako

Mahasiswa

Berdakwah Dengan Persuasi Bukan Emosi

Diperbarui: 8 Mei 2023   12:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar : https://app.leonardo.ai/ai-generations

Banyak orang yang menghalalkan segala cara  agar orang lain mengikuti hasratnya. Baik itu dalam konteks dakwah personal maupun dakwah kelompok sekalipun.

Dewasa ini, cara yang demikian jusstru terkesan sangat kuno, bahkan tak lagi berdampak signifikan untuk mencapai apa yang diinginkan. Hasilnya, mereka hanya mendapatkan kebencian sekaligus cercaan dari banyak pihak.

Sebelum terjun kedalam pembahasan dakwah persuasive, kita perlu mengetahui masalah lawan bicara dan/atau latar belakangnya terlebih dahulu. Menurut Oh Su Hyang, untuk menaklukan hati komunikan, seorang pendakwah harus menerapkan rumus :

Comunication = Quetion x Praise x  Reaction 

Yang berarti, komunikator atau pendakwah harus lebih banyak mendengar dibandingkan berbicara guna menguak isi hatinya. Itu karena mendengarkan situasi dan permasalahan adalah kunci dalam dakwah persuasive itu sendiri. Tidak semena-mena mempersekusi tanpa adanya tabayyun dari detailnya masalah.

Nah, setelah menguasai algoritmanya, maka langkah terakhir dari dakwah persuasive harus dilumas oleh beberapa teknik.

Menurut Oh Su Hyang, dalam bukunya "Komunikasi Itu Ada Seninya", ada 4 teknik dalam persuasi untuk menghadirkan "Ya" sekaligus memberikan hasil yang diinginkan :

1. The Law of Authority "Hukum Otoritas"

Yaitu meminjam wewenang atau dalil untuk memperkuat suatu ucapan. Contoh :

A : "Rokok itu kan tidak baik.. Berhentilah merokok. Sebagai seorang muslim kamu juga harus menghindari syubhat-syubhat.."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline