Lihat ke Halaman Asli

Nur Sofiatul Zuhriyah

Mahasiswa Aktif Universitas Tidar

PMM 4: Mengenali Kain Sasirangan bersama Sang Maestro kain Khas Kalimantan Selatan

Diperbarui: 1 April 2024   01:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelompok Modul Nusantara Bausung dan Maestro kain Sasirangan di Kampung Biru (Sumber: Dokumentasi Kelompok Bausung)

(24/03/2024) Banjarmasin - Kelompok Modul Nusantara PMM 4 ULM Bausung melakukan kegiatan modul nusantara mengenai kain khas kalimantan selatan yakni kain sasirangan.

Pemaparan Kain Sasirangan bersama Sang Maestro (Sumber: Dokumentasi Kelompok Bausung)

Kegiatan pengenalan kain sasirangan dilakukan pada tanggal 24 Maret 2024 yang merupakan salah satu rangkaian kegiatan modul nusantara di Kampung Biru, Banjarmasin. Pelaksanaan kegiatan ini dengan mengunjungi sang maestro kain sasirangan  yang bernama Muhammad Ridho. Sasirangan ialah kain berpola tertentu yang dibuat dengan jahit / jelujur dan kemudian ditarik  kuat serta pemberian warna. Warna yang digunakan untuk pewarnaan kain sasirangan menggunakan pewarna alami. Warna-warna tersebut diantaranya warna kuning dari saripati kunyit yang dicampur deterjen; warna biru mengguanakan Daun Tarum (Indigofera tinctoria); dan warna hijau hasil pencampuran saripati kunyit dan daun arum; serta warna coklat oleh kayu Ulin. 

Foto bersama Maestro kain Sairangan (Sumber: Sumber Pribadi)

Dalam pemaparan materi dijelaskan bahwa kata Sasirangan itu berasal dari kata "sa" yang bermakna satu kesatuan dan "sirang" yang bermakna jelujur atau dapat disebut dengan kain yang mengerucut. Dahulu Sasirangan digunakan untuk pengobatan. Terdapat legenda terkait sasirangan yaitu pada zaman dahulu terdapat sepasang suami istri yang berubah menjadi naga karena memakan telur besar. Hingga kini masyarakat banjar menyebut legenda tersebut dengan Legenda "Lok Naga dan Sungai Tapin"

Penulis mengenakan hasil pembuatan kain Sasirangan di tangan Kanan (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Pengembangan wisata pembuatan kain Sasirangan di Kalimantan Selatan memerlukan waktu yang cukup lama. "Saya (pak Ridho) pernah mengunjungi Yogyakarta dan Lamongan sekitar kurang lebih 2 tahun untuk menimba ilmu terkait kain Sasirangan," ujar bapak budayawan kain Sasirangan. Beliau menambahkan bahwa "terdapat kain Sasirangan di Jambi yang disebut kain jerumat, ketika ditelusuri keberadaan kain tersebut ternyata orang Banjar yang merantau ke Jambi.". 

Kini bapak Ridho masih aktif memperkenalkan kain Sasirangan kepada wisatawan yang berkunjung ke Kampung Biru, hingga sampai mengenalkan kain Sasirangan ke luar daerah seperti Palembang. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline