Lihat ke Halaman Asli

Sekolah Adiwiyata Mencetak Murid Berkarakter serta Berbudaya Lingkungan

Diperbarui: 10 Desember 2022   08:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sekolah adiwiyata atau biasa disebut green school adalah salah satu program Kementerian Lingkungan Hidup dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Program yang dilaksanakan secara berkelanjutan ini dimulai dari lingkungan sekolah hingga berkembang menjadi program yang kaya akan kegiatan pembentukan karakter peserta didik, seperti disiplin, gotong royong, saling menghormati dan cinta tanah air.

Tujuan utama dari program ini adalah menciptakan sekolah yang memiliki lingkungan yang baik bagi warga sekolah agar dapat menjadi tempat mencari ilmu yang menyenangkan, ramah anak, dan membangun kesadaran warga sekolah untuk dapat bertanggung jawab dalam upaya penyelamatan lingkungan sekolah.

Dalam mencapai tujuan program adiwiyata, ada empat komponen yang menjadi satu kesatuan, yaitu (1.) Kebijakan berwawasan lingkungan, (2.) Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, (3.) Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, dan (4.) Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan. Keempat komponen ini dapat menjadi landasan dasar guru dalam menanamkan karakter cinta tanah air, cinta terhadap sesama dan cinta terhadap lingkungan pada peserta didik.

Kebijakan berwawasan lingkungan dapat dilaksanakan dengan menerapkan perilaku ramah lingkungan sekolah, seperti ; mengurangi penggunaan plastik dengan membawa tempat makan dan minuman dari rumah, membuang sampah yang dihasilkan warga sekolah pada tempatnya dengan menyediakan banyak tempat sampah di lokasi sekolah, menanam pohon dengan mengajak siswa membawa satu jenis tanaman dari rumah untuk ditanam dilingkungan sekolah, dan mendaur ulang sampah.

Mengkolaborasikan materi pembelajaran dengan lingkungan sekolah adalah salah satu cara mengaplikasikan kurikulum berbasis lingkungan. Salah satu contoh adalah dengan mengajak siswa mengaitkan materi pembelajaran dengan lingkungan, misalnya, berhitung dengan daun dan ranting kering, meneliti bagian-bagian bunga, simulasi terjadinya banjir dengan selokan penuh sampah, dan materi tentang hubungan manusia, hewan dan tumbuhan sebagai mahluk ciptaan Tuhan.

Mengajak peserta didik bergotong royong membersihkan lingkungan sekolah dapat menjadi salah contoh kegiatan partisipatif, kegiatan ini membentuk karakter cinta tanah air dalam kerjasama, toleransi, saling menghargai, persatuan dan kesatuan. Seluruh warga sekolah dapat ikut serta dalam kegiatan ini.

Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan juga menjadi pewujudan budaya bangsa, komponen ini dapat dilaksanakan dengan menyediakan wadah inspirasi siswa dalam mengurangi sampah dan CO dengan mendaur ulang sampah menjadi barang yang dapat dipakai kembali, contohnya membuat tempat cuci tangan dan tempat sampah dari ember cat, wadah serbaguna dari kardus bekas, dan anyaman kertas bekas. Kegiatan seperti ini dapat membentuk karakter warga sekolah yang bersih, displin dan berbudaya lingkungan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline