Lihat ke Halaman Asli

Merevitalisasi Pragmatisme KH. Idham Chalid dalam Era Isu Terorisme

Diperbarui: 13 September 2015   21:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendahuluan.

Definisi pragmatisme dan pragmatisme Idham Chalid.

Pragmatisme berasal dari istilah bahasa Inggris Pragmatism dalam bentuk kata benda atau noun dalam kamus oxford mendefiniskan sebagai berikut:

“thingking about solving problems in a practical and sensible way rather than by having fixed ideas and theories.”[1]

Atau : mencari solusi masalah berdasar di luar kerangka fikiran yang baku dan teori yang telah ada.

Dengan penambahan “ism” dibelakang kata yang berarti suatu aliran pemikiran yang mencari pemecahan masalah dengan menggunakan pakem diluar kebiasaan yang ada.

Dalam “Internet Encyclopedia of Phylosofy” digambarkan bahwa makna pragmatisme adalah suatu sikap filosofi yang mencakup klaim bahwa suatu ideologi itu bisa dikatakan benar jika bisa memberikan kepuasan, dengan demikian gagasan gagasan yang tak bisa bisa dipraktekkan untuk memenuhi kepuasan itu tak masuk dalam kategori pragmatisme.[2]

Pragmatisme dalam tulisan ini diasosiasikan kepada politik yang dilakukan secara khusus oleh KH. Idham Chalid sehingga dengan kapasitasnya yang mumpuni mampu bertahan di pemerintahan dari masa Sukarno yang otoriter sampai Suharto yang diktator dan dalam waktu yang hampir bersamaan memimpin PBNU selama 28 tahun.

Arti terminologi Pragmatisme KH.Idham Chalid menjadi lebih jelas sebagaimana yang pernah disampaikan dalam beberapa majlis.[3]

Bahwa, beliau berpendapat, “politisi yang baik mesti memahami filosofi air[4] yang apabila dimasukkan dimasukkan dalam gelas, ia akan berbentuk gelas; bila dimasukkan dalam ember, ia akan berbentuk ember; bila dibelah dengan benda tajam, ia akan terputus sesaat dan cepat kembali ke bentuk aslinya. Air juga selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah. Jika disumbat atau dibendung, ia bisa bertahan,bergerak elastis mencari resapan. Bila dibuatkan kanal, ia mampu menghasilkan tenaga penggerak turbin listrik serta mengairi sawah dan tanaman sehingga berguna bagi kehidupan makhluk di dunia.”[5]

Apa yang beliau sampaikan ini, saya kira sudah cukup bisa merepresentasikan apa itu Pragmatisme Idham Chalid dalam artikel saya ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline