Lihat ke Halaman Asli

Nur Ansar

Pekerja lepas

Bekerja dan Belajar dari Panen Cengkeh

Diperbarui: 4 Agustus 2018   05:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Biji cengkeh yang siap panen. Foto diambil dari atas tangga (dokumentasi pribadi)

Sudah beberapa minggu ini saya fokus ke kebun milik paman saya untuk memanen cengkeh. Bulan juli tahun 2018 ini, cengkehnya sudah banyak yang siap panen, sehingga sudah harus dipanen. Jika bunga cengkehnya sudah mekar dan rata berwarna merah, maka pada saat ditimbang beratnya akan berkurang dan aromanya juga berkurang.

Cengkeh yang saya petik, bijinya dalam kondisi yang bagus karena belum banyak yang mekar. Tentu hasilnya jika dikeringkan akan bagus. Dengan pertimbangan agar panen cengkeh musim ini di kebun paman saya bisa selesai dengan cepat, maka saya memutuskan untuk mengisi liburan saya di kebun cengkeh.

Panen kali ini bisa dikatakan baik, karena rata-rata pohon cengkeh di kebun tersebut mengeluarkan bunga. Berbeda dengan musim panen tahun sebelumnya yang memang hasilnya menurun drastis. Kondisi tahun lalu disebabkan oleh cuaca yang tidak menentu. Curah hujan yang tinggi sehingga tanaman cengkeh mengandung terlalu banyak kadar air.

Akan tetapi, pada musim ini, cengkeh kembali normal. Dari yang saya lihat di Bantaeng dan bertanya kepada kawan-kawan yang memiliki kebun cengkeh, katanya musim ini cengkehnya berbuah dengan baik. Dan puncak panen diperkirakan jatuh pada bulan Agustus 2018 mendatang. Namun dari bulan Juni sudah mulai ada yang panen.

Dalam memanen cengkeh, terkadang memerlukan waktu hingga berbulan bulan. Dalam satu kebun, terkadang dipanen hingga satu bulan, tergantung berapa banyak cengkeh yang ditanam dalam kebun tersebut. Selain itu, kondisi buah cengkeh yang setiap pohon berbeda beda, ada yang sudah siap panen, sementara di pohon yang lain belum siap panen. Kondisi buah yang tidak bersamaan dengan pohon yang lain membuat petani cengkeh terkadang harus menunggu. Hal inilah yang juga membuat jangka waktu memanen cengkeh menjadi begitu panjang.

Pada saat pertama kali saya memetik cengkeh, cuaca sangat tidak bersahabat. Hujan selalu melanda hingga siang hari. Kadang juga hujannya turun di sore hari. Kondisi yang demikian tentu saja menghambat saya dalam memetik cengkeh. Karena saya harus istirahat jika turun hujan.

Foto diambil di atas pohon cengkeh, pada saat mulai mendung. (dokumentasi pribadi)

akan tetapi, dalam beberapa hari selanjutnya, cuaca mulai membaik. Hujan tidak lagi mengguyur hingga berhari-hari. Dimulai sejak minggu pertama bulan Juli 2018, hujan sudah tidak lagi menjadi penghalang untuk memanen. Jadilah saya bisa menikmati suasana di atas pohon cengkeh.

Dengan cuaca yang baik, saya bisa memetik cengkeh dengan jumlah yang lumayan banyak, 40-50 liter dalam sehari. Ini ukuran "banyak" versi saya sendiri. Bisa jadi orang lain menganggapnya sedikit. Terutama bagi buruh petik yang sudah senior, yang mampu memetik hingga 100 liter bahkan lebih setiap harinya.

Lima puluh liter dalam sehari, bagi saya membutuhkan tenaga ekstra. Untuk mencapai target tersebut saya harus mengurangi istirahat. Terkadang hanya turun dari tangga untuk memasukkan ke dalam karung buah cengkeh yang saya petik, kemudian memanjat kembali. Paling tidak istirahat makan siang, istirahat sejenak, kemudian lanjut. Urusan merokok, saya lakukan di atas pohon.

Hasil petikan juga sangat dipengaruhi oleh kondisi cengkeh itu sendiri. Kalau dalam satu pohon berbuah penuh, maka cengkeh yang dipetik dalam sehari akan lebih banyak. Sedangkan jika buah cengkeh dalam satu pohon kurang, maka akan mempengaruhi banyaknya cengkeh yang dipetik dalam sehari.

Pohon cengkeh yang buahnya sedikit, jika dipetik, banyak membuang waktu saat memindahkan tangga. Apalagi pohon cengkeh yang usianya sudah tua, memerlukan tangga yang tinggi dan berat. Dengan demikian, tenaga banyak terkuras saat memindahkan tangga. Belum lagi jika banyak pohon yang menghalangi saat memindahkan tangga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline