Lihat ke Halaman Asli

Menjadikan Ratu Boko sebagai Wahana Wisata Budaya Spiritual

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1346936776671402225

Coretan ini menjadi Juara Harapan dalam Lomba Penulisan Jurnalistik Komplek Kraton Ratu Boko http://www.bumn.go.id/borobudur/publikasi/pengumuman/pengumuman-pemenang-lomba-fotografi-penulisan-jurnalistik-ratu-boko/.

Selamat pada para pemenang serta peserta lain yg telah turut berpartisipasi. Terimakasih kepada panitia dan dewan juri. Pada Mas Prabu Dennaga matur nuwun juga telah mengijinkan foto cantik jepretannya dipajang di Kompasiana. Serta pada Bapak Anand Krishna atas inspirasi mendalam dan gagasan brilian utk majukan wisata budaya spiritual di Indonesia.

[caption id="attachment_197567" align="aligncenter" width="604" caption="Full Moon in Ratu Boko by Prabu Dennaga, source: http://500px.com/photo/13284245?_t=1346934466"][/caption]

“Jogja-Jogja tetap istimewa, istimewa negerinya, istimewa orangnya… Jogja-Jogja tetap istimewa, Jogja istimewa untuk Indonesia…”

Refrain tembang Jogja Hip-hop Foundation (JHF) ini begitu membius telinga pendengar. Kelompok rapper muda yang njawani tersebut semula biasa manggung dari kampung ke kampung. Hebatnya kini “Jogja Istimewa” dinikmati pula oleh warga ibukota dan bahkan penduduk dunia. Videonya sudah ditonton setidaknya 312,659 kali di http://www.youtube.com/watch?v=F18vJTtX_Ns&feature=related.

Jogja memang istimewa bukan? Kota Gudeg tercinta menawarkan pengalaman selaksa makna. Aneka jenis wisata tersaji di sini. Mulai dari menikmati keindahan alam berupa gunung Merapi dan pantai Parangtritis, menyelami misteri budaya Jawa, menyantap hidangan sembari lesehan di Malioboro, sampai mengagumi kemegahan candi-candi peninggalan leluhur kita.

Salah satu destinasi wisata yang sayang untuk dilewatkan ialah Candi Ratu Boko. Sebuah lanskap arkeologi berupa kompleks kraton raja Mataram Kuno seluas 2500.000 m2. Konon Raja Rakai Panangkaran dari Dinasti Syailendra membangunnya pada tahun 746-784 M. Jadi kalau dibandingkan dengan Candi Prambanan dan Borobudur, umurnya relatif lebih tua.

1346379423503513163

Gapura Kala Senja, sumber foto: Dokumen Pribadi

Kraton Ratu Boko memiliki gerbang yang megah dan indah. Bahannya terbuat dari batu andesit hitam. Ada 2 gapura masih berdiri kokoh hingga kini. Yang pertama berukuran panjang 12,15 m x lebar 6,9 m x tinggi 5,05 m. Di sini ada 3 pintu masuk. Sedangkan gapura kedua berukuran  lebih jumbo,  panjang 18,6 m x lebar 9 m x tinggi 4,5 m. Di gapura ini ada 5 pintu masuk.

Gapura raksasa tersebut acapkali dipakai sebagai latar belakang foto prewedding calon pasangan pengantin. Terutama saat mentari beranjak pulang ke peraduannya di ufuk barat. Kombinasi warna jingga dan biru kian menambah kesan romantis.

Di kompleks Kraton Ratu Boko ini juga terdapat peninggalan berupa Lingga-Yoni. Simbol Yoni (kelamin perempuan) terpahat di dinding pintu masuk Gua. Sedangkan, lambang Lingga (kelamin laki-laki) menonjol di dasar kolam. Sejatinya, kombinasi unsur Yin dan Yang ini merupakan representasi proses peningkatan kesadaran manusia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline