Lihat ke Halaman Asli

"Tiny House" di Indonesia dan Bias Kita Memaknai Harta

Diperbarui: 28 April 2021   15:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiny House - Ilutrasi oleh N. Setia Pertiwi

Tren tiny house yang merajalela di segala penjuru dunia, tampaknya seru dan luar biasa. Tapi, bagaimana dengan tiny house di Indonesia? Benarkah keterbatasan, justru dapat membebaskan? Bahas, yuk.

***

Salam takzim kepada Anda yang menjalani hidup minimalis dan esensialis.

Mari kita bicara tentang tiny house.

Pertama, apakah perlu kita terjemahkan dalam bahasa Indonesia? Rumah kecil? Rumah mini? Rumah mungil? Atau, rumah kecil sekali?

Hm, sepertinya kurang tepat. Kita sebut saja tiny house. Lagipula, istilah tiny house sudah semakin populer. Bahkan, tiny house movement telah menyebar begitu cepat di segala penjuru dunia.

Dan, bersama dengan gerakan global tersebut, tiny house kini memiliki makna yang lebih dalam dari sekadar rumah tinggal berukuran kecil. Memiliki tiny house menjadi sebuah konsep dan personal statement, yang menjelaskan prinsip dan gaya hidup seseorang.

Gaya hidup seperti apa? Mari kita bahas lebih mendasar.

Sumber: www.livingbiginatinyhouse.com

Apa itu tiny house?

Sebenarnya, tidak ada definisi baku atau formal yang dapat kita gunakan untuk mendefinisikan tiny house. Tapi, umumnya, tiny house berupa rumah berukuran kecil, dengan luas kurang dari 30 m. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline