Lihat ke Halaman Asli

Novriyanti Nov

Kadang ngajar, kadang masak, kadang momong

Ironi

Diperbarui: 10 April 2021   20:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Banyak diantara yang mengaku aktivis dan pemerhati sosial di masyarakat ternyata tidak menaruh hati seutuhnya disana. Barangkali diantara kita ada, bahkan sering melakukan ini. Sadar ataupun tidak.

Contoh dekat begini, kita seringkali prihatin dengan ketidakadilan market yg mendera pedagang kecil semisal pedagang sayuran, kelontong, pedagang kuliner, pedagang pakaian, dan sebagainya.  Ketidakberpihakan pemerintah dan perhatian yang sangat kurang sangat dikecam oleh kelompok ini (kita). Akan tetapi, sungguh kita masih sangat senang belanja sayuran di supermarket atau pasar-pasar modern, menolak bahkan merasa jijik bila menyantap kuliner kaki lima. Kita mengaku menggadang-gadangkan produk lokal, mencintai buatan dalam negeri, tapi perilaku menyukai bahkan sering konsumsi barang impor tak terelakkan. 

Masih banyak contoh ketidaksederhanaan yang ditampilkan sementara orang lain disarankan berlaku tradisional dan apa adanya. Lalu bagaimana mau menyatu dan menyampaikan aspirasi masyarakatnya jika kesatuan dan penyatuan diri kita sendiri dengan masyarakatnya sangat terbatas atau dibatasi? 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline