Lihat ke Halaman Asli

Novita Nur Azizah

Pecinta miaw

Insomniaku di Tahun Baru Kembali Memutar Memori Indahku

Diperbarui: 18 Januari 2022   05:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pexels.com

         

Malam Sabtu tepat malam di akhir 2021, seperti biasa hari itu tidak ada yang berbeda dari biasanya. Situasi covid yang belum sirna juga membuat sepi di sekitar lingkunganku, bunga api mekar saat tengah malam saja, di awal malam tidak demikian.

Tiba-tiba Bapak pergi keluar mengajak Ibu, hmm tambah sepi di rumah hanya ada Kakek dan Nenek. Ku habiskan awal malam itu dengan menonton film di youtube, terkadang membalas chating teman yang hanya sekedar menanyakan “kamu di rumah, gak keluar?” tentu jawabanku hanya, “iya kan aku anak rumahan.” Memang aku tidak pernah keluar malam hari kecuali ada hal yang sedikit penting seperti mengerjakan tugas ataupun kumpul di lingkungan rt seperti pembentukan sebuah panitia dalam suatu acara.

Jam menunjukan pukul setengah sembilan malam. Orang tuaku pulang membawa sesuatu yang terbungkung plastik warna putih berbau harum. Ku ikutilah bau harum itu, dan sesuatu yang harum itu tergeletak di atas meja makan, aku membukanya dengan buru-buru, “Wah lele bakar, baru kali ini tahun baru ada hal yang istimewa.” Ucapku dalam hati.

 

“Wis ndang dimaem kui! Jipukna piring, wehke mbah sik iki!” Ibuku menyuruhku untuk segera menata makanan dan membagikannya kepada para penghuni rumah.

Kamipun makan bersama di depan televisi dengan beralaskan tikar. Kami makan diselingi berbagai obrolan dan derai tawa karena sebuah acara komedi saat itu. Rasa nikmat lele bakar itu dilapisi kebahagian dan kehangatan keluarga saat makan bersama dan lapisan itu mampu menambah kenikmatan makananku berkali-kali lipat.

Tahun baru dengan makan makanan dari luar ini adalah pengalaman pertama kalinya bagi diriku, tahun-tahun sebelumnya belum pernah seperti ini.

Kebiasaan dari keluargaku adalah tidak tidur larut malam, maka dari itu aku pun merebahkan badan pukul 10 malam. Karena kebahagiaan dan rasa geli dari bayangan acara komedi tadi masih mengelilingi kepalaku, hal itu membuatku sulit tidur.

Hingga semua jarum jam berada tepat di angka dua belas, bunga api bermekaran menimbulkan suara menggelegar yang membuat terkejut ketika sedang melamun. Entah kenapa aku tiba-tiba meneteskan air mata. Aku bersyukur, aku bahagia atas semua karunia dan pemberian Allah serta terkabulnya keinginanku. Kembali ku menginggat di tahun yang baru saja kulewati, aku pernah begitu ngedown karena kegagalanku pada SNMPTN (sebuah jalur masuk perguruan tinggi menggunakan nilali rapot sebagai pertimbangan kelolosan), tetapi sesungguhnya Allah telah menjadikan SBMPTN (jalur masuk perguruan tinggi menggunakan tes) sebagai jalannya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline