Lihat ke Halaman Asli

Nouvend Setiawan

Seorang Menulis

Melawan Rasa Malas Bersama Psikolog Satu Persen

Diperbarui: 11 November 2020   12:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: Satu Persen

Pada tanggal 1 November silam, Satu Persen mengadakan webinar dengan tajuk 'Melawan Rasa Malas". Webinar ini terbagi menjadi dua sesi, di mana sesi pertama dilaksanakan pada pagi hari pukul 10:00 hingga 11:30 WIB sedangkan sesi kedua dilaksanakan pukul 12:30 hingga 14:00 WIB. Sesi pertama dibawakan oleh Muhammad Syibbli Zulkarnain, M.Psi. selaku Psikolog Satu Persen dengan sub-tajuk "Kenali Lebih Jauh Rasa Malasmu". Sesi kedua dibawakan oleh Ifandi Khainur Rahim, S. Psi. atau yang lebih akrab dikenal dengan Evan selaku Co-Founder, CEO, dan Mentor Satu Persen.

Sesi pertama dimulai dengan pengisian pre-test bagi para peserta sembari moderator membuka sesi. Muhammad Syibbli memulai sesi dengan memberitahu para peserta untuk fokus, mencatat, mencoba relate, dan menuliskan action plan kedepannya seiring webinar berlangsung.  

Setelah itu, Syibbli melanjutkan sesi dengan membahas rasa malas. Skenario diberikan kepada para peserta dan para peserta diminta untuk berpikir apakah skenario tersebut familiar bagi mereka; apakah mereka bisa relate terhadap skenario tersebut (contohnya: sudah berjanji  akan kerja PR nanti malam tapi akhirnya tidak melakukan apa-apa).

Syibbli lalu menjelaskan bahwa para peserta yang relate dengan skenario tersebut mungkin memiliki rasa malas sebagai penyebabnya. Syibbli menjelaskan bahwa rasa malas adalah perasaan tidak mau mengeluarkan usaha dan tenaga untuk melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukan, atau bisa juga tidak melakukan sesuatu dan malah beralih ke kegiatan lain yang lebih menyenangkan.

Syibbli melanjutkan sesi dengan lebih dalam menjelaskan rasa malas, seperti bahwa malas memiliki konotasi yang negatif karena orang malas seringkali adalah orang yang tidak menunjukkan usaha untuk melakukan sesuatu yang penting. Hal tersebut dapat membuat ekspektasi seseorang terhadap dirinya sendiri tidak terwujudkan sehingga terdapat reduksi fungsi dari produktivitas dan hubungan sosial seseorang.

Sesi kemudian dilanjutkan dengan membahas penyebab munculnya rasa malas. Syibbli menjelaskan bahwa ada dua alasan utama munculnya rasa malas, yaitu kurangnya motivasi dan rasa cemas (anxiety); tidak adanya dorongan untuk melakukan sesuatu dan rasa takut untuk memulai sesuatu.

Syibbli juga mengingatkan para peserta bahwa merasa malas tidak berarti seseorang sedang depresi, meskipun rasa malas merupakan salah satu ciri dari orang yang menderita depresi. Inilah pentingnya bagi kita semua untuk tidak mendiagnosa diri kita sendiri dan mencari pertolongan dari pihak profesional ketika ingin mencari tahu apakah kita benar-benar menderita depresi atau tidak.

Prokrastinasi dan rasa malas juga dibahas oleh Syibbli, dengan memberitahu bahwa sejatinya prokrastinasi dan rasa malas itu mirip, hanya saja prokrastinasi masih memiliki motivasi untuk melakukan sesuatu terlepas dari fakta bahwa pekerjaan itu ditunda-tunda.

Syibbli lalu memberikan beberapa faktor kenapa orang dapat merasa malas, yaitu: takut bertanggung jawab, takut akan ekspektasi (baik dari diri sendiri maupun orang lain), candu terhadap kesenangan, dan hidup ketergantungan. Semua hal ini menyumbang sedikit banyak terhadap rasa malas seseorang dalam melakukan sesuatu.

Meskipun demikian, Syibbli mengingatkan para peserta bahwa rasa malas itu sejatinya wajar dirasakan oleh manusia, asal tidak pada taraf yang mengganggu keseharian dan produktivitas seseorang. Syibbli juga memberikan beberapa ciri orang yang merasa malas, yaitu: cenderung berpikir untuk menemukan alasan agar tidak melakukan sesuatu, hanya memilih kenyataan yang menyenangkan, tidak produktif, memiliki masalah yang tercipta karena label pemalas, serta memiliki keinginan dan fantasi tanpa adanya tindakan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline