Lihat ke Halaman Asli

Norberth Javario

Pengelana Ilmu

Takluknya Jepang dan Hattrick yang Tertunda

Diperbarui: 10 Desember 2022   23:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Hasil Screenshot Pribadi

Jepang menatap laga perdelapan final melawan Kroasia dengan percaya diri. Tentu saja. Mereka datang sebagai juara grup E setelah tak diduga-diduga melibas dua raksasa Eropa yakni Jerman dan Spanyol dengan skor masing-masing 2-1. Dua kemenangan bersejarah itu membawa Jepang terbang ke langit ketujuh. Diberitakan, perayaan besar-besaran terjadi di seantero negeri menyambut kesuksesan bagai mimpi tersebut.

Propaganda atas tampilnya Jepang sebagai juara grup itu jelas membuat Kroasia waspada. Runtuhnya dua negara adidaya sepak bola di tangan pasukan Samurai Biru jelas bukan kebetulan belaka.

"Malu yang ditanggung Jerman tak boleh terulang. Determinasi yang ditunjukan Jepang harus diredam. Bagaimana pun caranya!" Itu titah Zlatko Dalic, pria berwajah persegi, orang nomor satu di jajaran kepelatihan timnas Kroasia.

Di malam ini, penampilan Jepang masih sama seperti di babak grup. Apa yang diskenariokan di babak grup di-copy paste sempurna. Hasilnya, seperti 2 laga melawan Jerman dan Spanyol, mereka bukan saja mampu mengimbangi Kroasia tetapi juga membuat lawannya kelabakan. Dengan formasi dasar 3-4-3, Jepang melakukan pressing manakala bola berada di kaki lawan dan dengan cepat membuka ruang saat menyerang. 5 pemain membentuk garis pertahanan saat diserang, sebaliknya tak tanggung-tanggung, sering kita lihat 3 sampai 4 pemain mereka berada dalam kotak penalti lawan saat menyerang! Kolektivitas mereka luar biasa.

Buat Anda yang menonton laga tadi, jika Anda berpikir Jepang bakal mencetak gol duluan, Anda tak salah. Meski kalah nama besar, Jepang memberi kenyataan sebaliknya di atas lapangan. Secara taktis, mereka amat berbahaya saat menyerang dan solid kala menahan gempuran musuh. Segalanya terjadi begitu cepat bagi Kroasia pada menit ke-43. Umpan jauh dari sisi kiri pertahanan mereka menimbulkan tragedi: gol bagi Jepang lewat tendangan kaki kiri sempurna Daizen Maeda.

Di Tokyo dan juga kota-kota lain di Jepang, euforia fans kembali melanda. Mimpi menaklukan tiga tim elit dari benua biru dalam event se-glamour Piala Dunia membayang. Meski telah unggul, Jepang terus menebar teror.

Namun Ivan Perisic mampu meredam kegembiraan Jepang lewat sundulannya yang melengkung sempurna, membuat bola memantul di depan kiper musuh sebelum masuk menggetarkan gawang jepang. Skor 1-1. Jepang tak surut. Karakternya sama sekali tak hilang. Meski demikian, nampak ada yang berbeda dibanding laga-laga sebelumnya.

Pemain Jepang kelelahan.

Di dua babak ekstra time, pressing tinggi ala Jepang tak seganas 90 menit waktu normal. Memang mereka masih mampu menyerang namun gelandang mereka tak seagresif sebelumnya untuk naik dan memberi tekanan pada pertahanan musuh. Tak  dipungkiri, tiga pertandingan di babak grup amat menguras stamina. Di saat ketinggalan lawan Jerman dan Spanyol, tim Jepang tampil sempurna nyaris tanpa kesalahan. Spirit tinggi demi menyamakan skor dan itu tak jua berkurang meski sudah berbalik unggul. Begitu juga saat bertemu Kosta Rika, meski kalah, pressing tinggi ala Jepang elok ditonton.

Kroasia nampak lebih matang dalam berstrategi -- atau mengatur ritme demi menjaga stamina. Marcelo Brozovic dkk. jeli memanfaatkan situasi Jepang yang seperti motor kehabisan bensin. Jika sebelumnya 3-4 pemain Jepang bisa berada di kotak penalti Kroasia,  di babak ekstra, giliran Kroasia yang amat berani menumpuk pemain di kotak penalti sang lawan. Jepang hanya memanfaatkan serangan balik monoton dari sisi kanan dan itu nyaris tak berdampak apa-apa. Pada akhirnya skor akhir tetap imbang dan mau tak mau, nasib kedua tim diserahkan pada dua lelaki jangkung atletis, penjaga akhir pertahanan masing-masing.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline