Lihat ke Halaman Asli

Noer Ima Kaltsum

Guru Privat

Sarjana Kedokteran, Tetap Bangga Menjadi Ibu Rumah Tangga

Diperbarui: 27 Juni 2015   13:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sarjana Kedokteran, Tetap Bangga Menjadi Ibu Rumah Tangga

Tulisan ini terangkai, terinspirasi dari cerita teman-teman, tetangga, dan sahabat-sahabat saya baik di dunia maya maupun nyata. Judul dalam tulisan ini saya ambil karena saya menilai betapa mulianya hati seorang perempuan. Dia dilahirkan, dibesarkan, diberikan pendidikan yang tinggi oleh orang tuanya. Akan tetapi setelah menempuh pendidikan tinggi, mereka tidak berkesempatan bekerja dengan menghasilkan uang. Mereka memilih membesarkan putra-putrinya di rumah dengan berbagai pertimbangan.

Saya dan Keluarga

Alhamdulillah, saya bisa menyelesaikan sekolah dan lulus sarjana. Saya sangat berterima kasih kepada kedua orang tua saya, kakak-kakak dan adik saya yang telah membiayai saya menempuh pendidikan. Sungguh, jasa mereka tak bisa saya balas dengan materi yang saya miliki sekarang. Semoga yang yang telah mereka usahakan untuk saya mendapatkan pahala dan merupakan amal jariyah. Amin.

Saya juga sangat berterima kasih kepada keluarga besar saya, orang tua dan saudara-saudara kandung saya yang terus memotivasi kepada saya untuk mengamalkan ilmu yang saya peroleh dengan jalan mengajar. Tak lupa saya sangat berterima kasih kepada suami yang saya cintai, yang telah memberikan kesempatan dan mengizinkan saya untuk mengamalkan ilmu dengan bekerja di luar rumah. Kebetulan saya dan suami berprofesi sebagai guru.

Senang rasanya menjadi perempuan yang bisa bekerja dan berpenghasilan tetapi tetap tidak mengabaikan kewajiban sebagai isteri dan ibu bagi kedua putri-putra saya. Kebetulan kami tak memiliki asisten rumah tangga, jadi semua pekerjaan praktis kami kerjakan sendiri.

Saya bangga menjadi seorang ibu yang memiliki pengetahuan yang cukup. Bila anak saya memerlukan bantuan untuk mengerjakan PR atau sekedar menerangkan pelajaran matematika, fisika dan kimia, saya berusaha untuk membantunya. Tentu saja saya harus kembali membuka-buka buku. Dan mencari strategi supaya keterangan saya dengan mudah dipahami anak saya. Alhamdulillah, meski saya sarjana jurusan kimia sampai sekarang saya juga masih bisa menerangkan pelajaran matematika/fisika.

Saya teramat bangga karena kedua anak saya yang momong dan mendampingi dia bermain adalah sarjana pendidikan yaitu saya dan suami saya.

Tetangga dan Kenalan

Cerita yang kedua ini adalah tetangga saya. Beliau lulus dari Fakultas Kedokteran dan memperoleh gelar dokter waktu itu. Akan tetapi tetangga saya tidak bekerja sebagaimana mestinya sarjana kedokteran. Beliau bersyukur menjadi ibu rumah tangga. Beilau mendampingi suaminya yang berprofesi sebagai dokter umum.

Dengan menjadi ibu rumah tangga beliau tetap bisa mengamalkan ilmunya. Sebab beliau aktif pada tiap kegiatan sosial. Pasangan dokter ini memiliki seorang anak laki-laki. Seorang anak laki-laki yang dibesarkan oleh tangan-tangan dokter. Anak laki-laki satu-satunya ini berhasil menamatkan pendidikannya di salah satu perguruan tinggi negeri di Yogyakarta. Ya, meskipun sarjana kedokteran, tetangga saya tetap bangga menjadi ibu rumah tangga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline