Lihat ke Halaman Asli

Yunita Kristanti Nur Indarsih

TERVERIFIKASI

... n i t a ...

Perubahan Gaya Bermain Anak-Remaja Dulu dan Sekarang

Diperbarui: 15 Juni 2020   05:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi main bareng game online/sumber: kompas tv

Dulu saat pulang sekolah (saat saya masih di jenjang Sekolah Dasar dan kelas - kelas awal di SMP), setelah bersih-bersih badan dan berganti seragam serta makan siang, saya dan adik diijinkan oleh Ibu kami untuk bermain sebentar bersama teman-teman di sekitar perumahan, hingga waktu sebelum aktivitas tidur siang dilakukan

Banyak permainan yang kami lakukan bersama di tanah lapang berumput di depan rumah kami, tentunya bersama kawan-kawan kami di lingkungan rumah.

Kami bisa bermain tali bersama, bermain petak umpet bersama, bermain bentengan, gobak-sodor, hingga bermain layang-layang. Aktivitas permainan anak-anak perempuan, biasanya bermain congklak, bermain bola bekel, dan bermain orang-orang-an dengan media kertas.

Pernah juga, sesekali waktu kami bermain di semak-semak yang letaknya di ujung perumahan, hanya sekedar mencari buah ciplukan, dan menyentuh tumbuhan puteri malu, menyenangkan sekali.

Aktivitas menangkap aneka capung lalu melepaskannya kembali, juga pernah saya rasakan bersama, kala itu  dengan teman-teman di masa kecil. 

Banyak sekali aktivitas fisik yang kami lakukan. Suatu saat, ada kejadian biskuit kaleng palsu beredar di pasaran, dengan gaya detektif, kami melakukan sosial eksperimen sederhana, dengan mendatangi kios, warung kecil bersama-sama untuk menyelidiki adakah biskuit-biskuit kaleng palsu tersebut di kios, toko terdekat di lingkungan kami. Itu sebagian gaya bermain kami saat anak-anak.

Tentu pengalaman ini juga pernah Anda (yang seangkatan saya dan sebelumnya tentu hehehe....) rasakan. Pengalaman bermain dengan nuansa dominasi alam dan bercengkrama di alam nyata. Bermain bersama-sama dengan berkumpul lebih dari lima orang, di area yang cenderung luas. Aktivitas fisik sering mewarnai gaya bermain kami.

Pulang berkeringat dengan tanda basahnya kaos bermain kami, yang mengakibatkan orang tua langsung memberi instruksi untuk segera mandi, saat kami pulang bermain. Ya, gaya bermain kami dulu, didominasi aktivitas fisik, entah itu berlari, melompat, menendang bola, memainkan tangan untuk melayangkan layang-layang kami, berpanas-panas dalam permainan gobak sodor, dan sebagainya.

Seiring waktu berganti, gaya bermain pun mengalami metamorfosis.......

Saya sering sekali mendengar cerita-cerita dari siswa dan siswi, juga dari orang tua mereka, tetangga, kerabat, jika gaya bermain anak dan remaja saat ini sudah sangat berbeda (saya juga mencermati langsung di lingkungan keluarga besar saya dan kolega, teman, dan kerabat)

Banyak pergeseran terjadi, anak dan remaja saat ini, memiliki gaya bermain yang relatif berbeda, terkendala dengan area bermain yang lebih terbatas, maraknya platform bermain digital yang lebih mempesona bagi anak dan remaja kita sehingga mengubah gaya hidup mereka dalam pergaulan, dan beragam alasan lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline