Mengunjungi Kudus tak lengkap kalau tidak mengunjungi Demak, Kadilangu dan juga Gunung Muria. Jalan tol Cipali menyingkat waktu jelajah Jakarta-Kudus lewat darat sampai 5 jam. Kini, Kudus dapat dijangkau lebih cepat, sekitar 8 jam dengan kecepatan normal. Perjalanan cukup nyaman dan tak banyak hambatan. Berziarah ke Walisongo tak lengkap tanpa merenungi peran Walisongo dalam sejarah politik agama di Jawa yang luar biasa. Mari kita tengok keindahan Kudus dan Demak dalam perspektif kekinian yang membangun kesadaran berbangsa dan agama Islam kita dengan hati gembira ria suka cita senang riang pesta pora selama-lamanya senantiasa.
Kudus juga menjadi simbol Islam kita, Islam Nusantara yang luar biasa. Islam di Jawa dan Indonesia menjadi berkembang pesat karena Kerajaan Demak dan peran Walisongo – sebenarnya ada satu lagi wali kesepuluh yakni Syeikh Siti Jenar – yang sangat sentral. Para Walisongo menjadi tokoh politik dan agama yang membangun masyarakat Jawa – dan akhirnya Nusantara – dalam bentuk kekuasaan bernegara yang santun.
Peran Walisongo menghasilkan berbagai kerajaan di Demak, Pajang, Mataram, Cirebon, Banten yang menjadi pusat perkembangan Islam dan masyarakat. Pergolakan identitas antara Hindu-Buddha dan agama baru yang datang Islam di abad ke-13 dan 14 membawa perubahan masyarakat di Jawa. Daerah pesisir Gresik, Pati, Rembang sampai Jepara menjadi daerah pusat pergolakan ideologi. Sementara di daerah pedalaman Jawa keyakinan Hindu-Buddha masih kuat berakar. Menjelang berakhirnya abad ke-15, Islam yang diajarkan oleh orang Gujarat dan Tiongkok telah berkembang pesat.
Bedug Walisongo | Dok. Pribadi
Sementara kekuasaan status quo Majapahit mulai kehilangan kendali akibat aktivitas penyebaran Islam di pesisir Utara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Para keturunan serdadu Kubilai Khan yang menyerang Kediri yang tertinggal dan berasimilasi dengan penduduk dan menghasilkan keturunan keluarga keturunan di Gresik dan Rembang. Sebagian dari keturunan Tiongkok ini menjadi para wali yang mengajarkan agama Islam – karena mereka menganut Islam.
Peristiwa perubahan keyakinan agama dan politik pada abad ke-15 mencapai puncaknya dengan Raden Patah – seorang keturunan Tionghoa dari Rembang, diperintahkan oleh persetujuan para Wali untuk mendirikan Kerajaan Islam Demak.
Makam Sunan Kalijaga | Dok. Pribadi
(Kelak tampak sekali peran para Walisongo secara politik dalam menentukan suksesi di Kerajaan Demak, Pajang dan Mataram. Bahkan semua wali memiliki peran dalam pendirian Kerajaan Cirebon, dan Banten. Bahkan penghakiman dan penghukuman terhadap Sheikh Siti Jenar adalah konspirasi politik-agama paling blatant dan kasar yang dipraktikkan oleh kongkolikong para wali dengan penguasa Kerajaan Demak. Sheikh Siti Jenar yang mengajarkan independensi dan demokrasi agama dan politik dianggap menjadi ancaman dan akhirnya dibunuh oleh Walisongo – demi menjaga kekuasaan politik Kerajaan Demak.)
Makam Raden Patah | Dok. Pribadi
Demak dan Kudus kuno termasuk Jepara, Rembang, Pati memiliki sejarah yang luar biasa. Karena peran politik Walisongo, kota-kota itu menjadi daerah perdikan. Daerah Perdikan yang tanpa upeti alias tak berkewajiban membayar pajak. Bahkan Belanda pun mengikuti tradisi Perdikan di Kadilangu yang dibebaskan membayar pajak. Taktik politik Belanda ini meniru persis penguasa Kerajaan Demak.
Demak, Kudus, Jepara, Rembang, Pati menjadi percontohan toleransi kehidupan antar etnis. Bahkan di Jepara ada komunitas keturunan Portugis. Jepara menjadi pusat belajar ilmu mengukir dari Tiongkok. Rembang menjadi pusat tradisi budaya Tiongkok. Pati menjadi pusat kekuasaan politik – yang pada masa Belanda dijadikan Karesidenan Pati.