Lihat ke Halaman Asli

Nina Drs

Good life

Pesona Kementerian Perdagangan yang Tak Pernah Pudar

Diperbarui: 12 November 2020   12:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sudah sejak lama saya mengidolakan Kementerian Perdagangan. Saya berfikir untuk bekerja di sana harus kuliah yang ada ikatan dinas dan sayapun tidak mencari informasi lebih lanjut mengenai bagaimana cara bisa bergabung di sana. Rasanya jauh dari harapan karena saya hanyalah pekerja swasta yang kesehariannya mengurusi kegiatan ekspor impor.Kuliahpun terseok- seok karena harus membagi waktu antara pekerjaan dan kegiatan kampus. karena saya telah bekerja sejak lulus SMA tahun 2006, jika diminta memilih lebih utama mana antara kuliah dan bekerja, ya saya jawab keduanya sama penting bagi saya. 

Hari demi hari berlalu, hingga di tahun 2015 saya lulus kuliah Sarjana. Setiap pulang kerja lewat gedung Pendidikan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI)di Jl. Letjen S.Parman Tomang, saya selalu berkata dalam hati suatu saat saya akan bergabung untuk memajukan ekspor Indonesia ( hadeuhh.....sampai segitunya). Bahkan ketika melewati gedung Kementerian Perdagangan di Jl.Ridwan Rais Jakarta Pusat, tetiba bibir bersolawat (ya senang liat itu gedung).  Lambat laun semakin menggaung di pikiran. Apalagi dokumen yang saya urus berkaitan dengan instansi tersebut seperti Certificate Of Origin (COO)atau Surat Keterangan Asal (SKA) untuk barang yang akan di ekspor.

Di tahun 2018 saya diajak rekan kerja untuk daftar CPNS, yang ada dibenak saya hanya instansi tersebut. Portal SSCN saya buka, saya pilih formasi sesuai latar belakang pendidikan. Yaps, Analis Kerjasama adalah pilihanku. Dengan segenap kemampuanku, mengikuti tahapan seleksi yang dimulai dengan Seleksi Kompetensi Dasar berlokasi di Jl.Abdul wahab Sawangan Depok. Alhamdulillah hasil SKD total 341 dan saya tidak lolos di TKP kurang 11 poin dari nilai passing grade. Kecewa? yes, tapi perjuangan tak akan berhenti sampai di sini. 

Mungkin saya belum diperkenankan Tuhan untuk bergabung saat ini, tapi mungkin di lain waktu. Optimis harus selalu ada. Rasa psimis perlu tapi jangan dominan, karena dapat mengganggu tujuan hidup.  Perjuanganku tidak berhenti sampai di sini. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.

Jakarta, 12-11-2020

Nina Darsina




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline