Lihat ke Halaman Asli

Dia Bukan Fathanah Karena Aku Juga Bukan Septi Sanustika

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku bersamanya lagi hari ini, untuk ke sekian kali tahun ini. Menikmati secangkir capucinno dengan gambar hati yang khusus dipesankannya sore ini...so sweet... Memandang hari yang menjelang petang sembari berbincang di depan jendela kamar adalah saat-saat romantis yang selalu kutunggu. Aku hapal, dia akan segera meninggalkan laptop dan pekerjaannya demi menemaniku menikmati sunset...meskipun setengah jam kemudian dia akan kembali menekuri pekerjaan yang sepertinya tak pernah kelar.

Sudah sekian tahun aku menemaninya dan aku tak pernah bosan, dia yang selalu berusaha ada meski banyak kesibukan membelenggunya, dia yang selalu berusaha membuatku nyaman, dan dia yang selalu menyiapkan pundak untukku sejenak bersandar saat kelelahan. Aku tak pernah peduli dia menganggapku apa, sama tak pedulinya ketika orang-orang menganggap hubungan kami bagaimana.

Yupp...dia memang bukan Vicky Prasetyo yang mengumbar janji demi meng-kontroversi hati perempuan untuk dimiliki. Dia juga bukan Fathanah yang royal memberikan banyak materi sebagai modus mendapatkan yang diinginkannya. Dan diapun paham, aku bukan Septi Sanustika yang siap menjadi istri ke sekian demi kehidupan mapan yang gampang didapatkan. Sekian.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline