Lihat ke Halaman Asli

Ni.Hu

reflect on each incident before writing

Banyak Cocok Sedikit Cekcok

Diperbarui: 25 Januari 2021   10:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

By : Julianto Simanjuntak

.

.

.

.

.

Setelah mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya, yakinkan diri Anda apakah orang itu merupakan pasangan yang pas untuk anda. Jangan sampai ada keraguan. Lebih baik (sedikit) telat daripada salah menikah.

Jika akhirnya merasa tidak yakin meneruskan hubungan pacaran tersebut, jangan ragu untuk memutuskan. Misal, ternyata ditengah jalan  menemukan pacar Anda sering melakukan kekerasan, suka berhutang atau hal buruk lainnya. Jangan pernah menikah (hanya) karena iba atau kadung ada hubungan fisik. Sebab jika engkau salah menikah dan menghasilkan keluarga yang buruk, itu merugikan diri sendiri.

Pernikahan sarat konflik dan  berakhir dengan buruk tidak hanya melukai dirimu tapi juga anak-anak, memilukan Ibumu. Ya, salah memilih teman hidup  meMILUkan generasi di atas (Ortu) meMALUkan generasi di bawah (Anak)

Jadi, selama masa pacaran itu ada baiknya Anda bersabar untuk bisa saling mengenal pribadi dan kebiasaan masing-masing dari  dekat. Mengenal orangtua atau pohon keluarganya, serta membicarakan cita-cita dan masa depan.

Jika akhirnya banyak yang keberatan dan menyarankan Anda untuk tidak meneruskan hubungan itu, bahkan Anda sendiripun merasa ragu dengan pacar,  ada baiknya menunda. Mencari konfirmasi ulang. Bisa dengan cara memutuskan sementara hubungan tadi, untuk menguji cinta dan keyakinan masing-masing.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline