Lihat ke Halaman Asli

armand yazin

#inarmandastheniawetrust

Legenda Barbershop Jogja dan Wasiat Sekilo Beras

Diperbarui: 23 Januari 2022   09:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber: blog.anteraja.id)

Dear diary,

Tahun 2005 untuk kali pertama  menginjakkan kaki di Barbershop legenda yang bertajuk resmi "Bengkel Rambut Agus". Barbershop yang terletak tak jauh dari Istana Pura Pakualaman itu kini tetap bertahan ditengah menjamurnya gerai-gerai franchaise Barbershop ternama di kota, bahkan tak sedikit di Yogyakarta kini tumbuh Barbershop indie dengan tempat berukuran  kicik. Acapkali layanan yang mereka suguhkan sama dan seragam, yakni hair cut, cuci rambut, massage kepala dan tak sedikit yang membuka layanan shoes laundry.

Hingga hari ini, legenda hidup Bengkel Rambut Agus ini istimewa, hampir setiap lapisan masyarakat pernah menggunakan jasanya walaupun mayoritas customer-nya adalah pelajar dan mahasiswa, mengingat harga yang terjangkau dan kualitas hair cut yang dihasilkan sekelas Barbershop di mall-mall kota.

Tercatat nama seorang Bupati Bantul Idham Samawi yang menjabat kala itu sering menyambangi bengkel ini untuk sekedar merapikan potongan rambutnya, kala itu beliau selalu membayar 100.000 rupiah ketika bandrol harga cukur hanya 10.000 rupiah.

Equipment yang mereka gunakkan termasuk standar kualitas Barbershop yang berbandrol ratusan ribu, senjata yang mereka gunakkan sangat mumpuni. Berbagai macam gunting rambut tersedia disetiap meja bengkel, mesin cukur dengan mata cukur berbagai ukuran pun tersedia.

Disisi tembok sebelah barat, tepatnya di atas kursi creambath terpajang sebuah foto Pak Agus muda tengah berpose bersama  Maestro Hair Do Indonesia, Rudi Hadisuwarno.

Untuk montirnya sangat terampil, masih menjadi tanda tanya dalam hati. Bagaimana seorang pemilik bengkel ini mengajarkan teknik pangkas rambut berbagai model kepada para karyawannya yang berjumlah  10 orang lebih. Para montir ini menguasai gaya potong rambut yang tengah what's in, dan tak lupa mereka berkostum rapi sesuai hari yang ditentukan.

Satu hal, selain detail para montir ini juga hemat bicara, terkesan serius ketika melakukan  pekerjaan mereka, kendati demikian mereka mampu meng-handle konsumen dari balita hingga orang tua, pelajar, mahasiswa bahkan pejabat daerah.

Kala itu, bengkel ini tak pernah sepi. Pelanggan hilir-mudik silih berganti, tak jarang seorang montir rambut telah ditunggu beberapa pelanggan setia mereka, pera pelanggan ini biasanya memilih dengan siapa mereka hendak dipangkas rambutnya oleh sang montir.

Sebuah kejadian menarik, pernah suatu waktu saya pangkas rambut, entah saya lupa menyimpan handphone saya yang ternyata ada di dalam ceruk tas ransel. Dasar pelupa saya panik mencari-cari, dengan sigap kasir, karyawan, dan penjaga parkir turut mencari handphone saya. Sebuah bukti sederhana bahwa keamanan dan kenyamanan pelanggan disini adalah prioritas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline