Lihat ke Halaman Asli

naurah khalilah

pelajar sekolah

"self-reward atau boros?"

Diperbarui: 13 Agustus 2025   20:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Belakangan ini, istilah self-reward jadi tren di mana-mana. Entah itu di TikTok, Instagram, atau bahkan obrolan santai sama teman, selalu ada yang bilang, "Capek kerja, self-reward dulu lah... kopi kekinian satu!"

Niatnya sih positif: menghargai diri sendiri setelah capek kerja, belajar, atau menghadapi situasi sulit. Tapi masalahnya, tanpa sadar, kebiasaan ini bisa berubah jadi boros. Beda tipis banget antara merayakan pencapaian dan menguras dompet.

Self-reward adalah bentuk apresiasi untuk diri sendiri. Setelah berhasil mencapai target, melewati deadline, atau menghadapi hari yang melelahkan, kita kasih hadiah kecil buat diri sendiri.

Contohnya:

Membeli buku setelah menyelesaikan tugas sekolah.

Liburan singkat setelah ujian.

Makan di restoran favorit setelah ujian.

Semua itu sah-sah saja, bahkan baik untuk kesehatan mental.

Self-reward itu penting. Kita semua butuh cara untuk menghargai diri sendiri. Tapi kalau dilakukan tanpa kontrol, yang ada malah bikin dompet tipis dan tabungan kosong.

Jadi, yuk tetap bijak. Nikmati reward, tapi jangan lupa rencanakan masa depan. Ingat, bahagia itu bukan cuma soal punya barang baru, tapi juga soal punya hidup yang aman secara finansial

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline