Lihat ke Halaman Asli

nandar okta

I don't repeat - Clayton Snyder

FIK UI Rancang Permainan Ular Tangga PHBS bagi Anak Penderita dan Penyintas Kanker

Diperbarui: 30 Desember 2020   22:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Tim pengabdian masyarakat (pengmas) Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK UI) menyelenggarakan kegiatan edukasi mengenai "Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Kanker" yang ditujukan kepada anak-anak dengan kanker dan kelainan darah di Yayasan Amaryllis Kirana, Tangerang. Kegiatan ini diikuti oleh 25 orang anak penderita kanker, hemophilia dan penyintas kanker berusia pra sekolah, sekolah dan didampingi oleh para orangtua.

Dr. Allenidekania, S,Kp.M.Sc, bersama para mahasiswa dari Program Studi Sarjana Keperawatan dan Magister Keperawatan peminatan Keperawatan FIK UI memberikan edukasi dengan cara bermain ular tangga. 

Media ini dipilih karena bermain dapat meningkatkan kegembiraan anak. Tim Pengmas FIK UI menyediakan dua buah karpet ular tangga berukuran 200 cm x 200 cm, gaco, dadu, dan kartu pertanyaan untuk dua set. 

Set pertama tim mengedukasi mengenai cara menjaga kebersihan tangan dan set kedua adalah cara mengatasi mual dan muntah setelah kemoterapi. Sebelum memulai permainan anak-anak diajak untuk bernyanyi lagu "Jaga Kesehatan" dengan irama lagu anak "Pelangi". Setiap anak juga diberi pertanyaan oleh mahasiswa mengenai pengetahuan awal tentang cuci tangan dan mengatasi mual dan muntah.

Menurut Allenidekania, "Bermain adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak dan dapat meningkatkan kegembiraan, mengurangi kesedihan dan sekaligus belajar. Kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anak anak kanker dan kelainan darah di rumah singgah tentang menjaga kebersihan tangan dan mengelola salah satu efek samping kemoterapi yang paling sering yaitu mual dan muntah pasca kemoterapi."

Kata Allenidekania, kegiatan ini berlangsung dengan antusias yang tinggi, setiap tim terdiri dari dua mahasiswa yang memandu dan delapan anak sebagai pemain, satu gaco dimainkan dua orang sebagai tim. 

Mahasiswa berperan sebagai wasit dan pembaca kartu. Anak-anak yang belum mendapatkan giliran untuk bermain menjadi supporter, sama dengan para orangtua yang mendampingi para anak. 

Pembelajaran melalui ular tangga cukup efektif untuk memberikan pengetajuan baru dan meningkatkan pengetahuan anak. Setelah bermain, tim pengabdian masyarakat memutuskan untuk memberikan dua set karpet ular tangga kepada Yayasan Rumah Singgah Amaryllis Kirana untuk dimanfaatkan sebagai media bermain sambil belajar.

Pada akhir acara terdapat pembagian hadiah untuk semua anak yang mengikuti acara ini dan foto bersama. Pada kesempatan yang sama, pengurus dari Yayasan Amaryllis Kirana menyampaikan pesan untuk para orangtua, dan nasihat untuk kesehatan anak-anak, serta menyanggupi keberlanjutan kegiatan bermain ular tangga sambil belajar ini yang dapat dimanfaatkan orangtua apabila kesulitan memberikan nasihat kepada anak




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline