Lihat ke Halaman Asli

Najmie Zulfikar

Putra : Hamas-ruchan

Manusia Ikut-ikutan Setan, Dikarantina di Bulan Ramadan

Diperbarui: 21 April 2020   00:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi : sketzbook

Ramadan tinggal hitungan hari. Semua umat islam tengah menanti kehadirannya. Hadirnya Ramadan tentu menghadirkan cerita, kisah dan tradisi masing-masing.

Mulai "dar der" suara petasan yang dibunyikan anak-anak. Suara tadarus di malam hari. Hingga buka bersama yang super padat dari lintas jenjang. Start dari teman TK, SD, SMP, SMA, kuliah sampai remaja masjid pun tak pernah dilewatkan. Seolah itu adalah agenda wajib yang harus dituntaskan selama Ramadan. Buber must go on.

Alhamdulillah, seneng banget rasanya ketika teringat momen Ramadan.

Momen yang biasa kita rindukan di bulan Ramadan saat ini kentara sekali kekuranganannya dari sebelumnya. Ibaratnya sih kita beli susu kental manis kekentalannya tidak seperti biasa. Warnanya yang putih tak seputih biasanya. Rasanya yang manis tak semanis biasanya. Tapi kalau kamu tetep manis kok dari dulu hingga sekarang. Upss...

Kekurangan dari semua itu ya tentu dari pandemi covid-19 sekarang ini. Pandemi ini telah merusak tatanan ekonomi, sosial, budaya, dan juga agama.

Pemerintah melalui kementrian Agama RI telah mengeluarkan surat edaran resmi kepada masyarakat muslim di republik ini untuk beribadah di rumah saja selama Ramadan.

Imbas utamanya adalah sholat tarawih. Sholat tarawih di rumahkan. Umat muslim dihimbau untuk sholat wajib, dan tarawih di rumah saja.

Jika melihat sholat tarawaih ini merupakan sholat sunnah yang hanya ada di bulan Ramadan. Dan biasanya ditambah dengan sholat witir sebagai penutupnya. Masjid dipenuhi jamaah. Belakang imam sampai depan naruh sandal semuanya full. Masyaallah...

Bisa dibayangkan betapa sepinya malam bulan Ramadan kali ini. Padahal sesepi-sepinya nya malam di bulan ini tidak pernah sepi dari aktivitas orang. Mulai dari orang ibadah, nongkrong, main badminton hingga tengah sahur ada orang membangunkan sahur. Terus berputar seperti itu hingga satu bulan.

Teringat, jika dulunya setelah tarawih terdengar suara tadarus di masjid kali ini bakal ditiadakan. Jika dulu-dulu nya syaitan dikarantina oleh Allah swt selama bulan Ramadan, sekarang kita semua juga ikut-ikutan dikarantina saat Ramadan. Apakah ini titik awal perdamaian antara manusia dengan setan untuk menjadi teman. Karena kebiasaan manusia yang sering mengadopsi budaya dari setan.

Pergi ke pasar, belanja. Tak lupa beli "lombok setan". Ke luar kota, istirahat di rest area pilih menu makan "rawon setan". Nyari tontonan di malam minggu sama gebetan, nontonnya "tong setan". Sepertinya budaya setan kini sudah membaur pada sendi kehidupan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline