Lihat ke Halaman Asli

FOREST SPACE

Writer |Forester |Ig.nagadragn |Fb.Dra gon |LinkedIn.Fitriyani sinaga

Karang Mumus, Primadona yang Merana

Diperbarui: 2 Desember 2019   10:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

copyright Nagadragn

Samarinda sekurangnya mempunyai 26 anak sungai yang bermuara di sungai Mahakam. Anak sungai itu adalah Karang Mumus, Palaran, Loa Bakung, Loa Bahu, Bayur, Betepung, Muang,Pampang, Kerbau,Sambutan, Lais, Tas, Anggana, Loa Janan, Handil, Loa Hui, Rapak Dalam, Mangkupalas, Bukuan, Ginggang, Pulung, Payau, Balik Buaya, Banyiur, Sakatiga dan Bantuas. Oleh Fitriyani Sinaga

Sungai Karang Mumus adalah yang paling terkenal karena sungai yang bermuara di Tanah Datar, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara ini, mengalir melalui hampir sebagian besar wilayah Kota Samarinda.

Dengan panjang kurang lebih 40 km, di tepian sungainya dahulu bertumbuh kampung perdana di Kota Samarinda. Sungai ini juga menjadi alur transportasi untuk mengangkut berbagai komoditas.

Beberapa pusat perekonomian (Pasar) berada tak jauh dari tepiannya. Salah satu yang terbesar adalah Pasar Segiri.

'Urang Samarinda Bahari' sadar betul bahwa Sungai Karang Mumus adalah Arah Hadap Hidup, air kehidupan atau danum kaharingan.

Bukan hanya karena airnya yang jernih, yang menjadi sumber pemenuhan kebutuhan air sehari hari, melainkan juga karena dalam alirannya banyak hidup aneka ikan yang merupakan sumber protein serta penghasilan bagi para nelayan.

Semenjak jaman Kemerdekaan Republik Indonesia, terjadi perubahan kiblat kehidupan di Kalimantan Timur dari sungai ke jalan raya. 

Jalan raya mulai dibangun, beberapa diantaranya mengambil ruang sungai atau sejajar dengan sungai.

Jika sebelumnya area yang strategis adalah pinggir sungai, kemudian berubah dimana pinggir jalanlah yang menjadi area premium.

Rumah kemudian menghadap jalan raya dan membelakangi sungai. Wilayah pinggir sungai kemudian menjadi wilayah abu-abu, hingga kemudian tumbuh menjadi kantong kantong permukiman kumuh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline