Pemindahan Ibukota saat ini memang sedang menjadi isu yang masih hangat dibicarakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Dari beberapa tahun yang lalu pemerintah sudah mulai memikirkan tentang pemindahan Ibukota.
Walaupun demikian, Isu pemindahan Ibukota memang sudah lama direncanakan oleh presiden pertama kita yaitu Soekarno. Rencana pemindahan Ibukota tersebut sudah direncanakan lama sejak tahun 1957.
Pemilihan lokasi yang tepat merupakan hal penting dalam pemindahan Ibukota. Hal tersebut disebabkan lokasi yang tepat akan membawa pengaruh baik dalam segala bidang.
Pemerintah tentunya telah merundingkan lokasi yang tepat selama tiga hingga empat tahun yang lalu. Hingga pada beberapa bulan yang lalu tahun 2019 Presiden Jokowi memutuskan dan mempublikasikan tentang pemindahan Ibukota ke Kalimantan Timur.
Pemilihan Ibukota ke Kalimantan Timur pastinya sudah ditinjau dengan baik oleh pemerintah. Ada beberapa alasan kenapa Kalimantan Timur bisa terpilih dari beberapa kandidat daerah lainnya.
Pertama, resiko terjadinya bencana alam (banjir, longsor, gempa, tsunami atau lainnya) di daerah tersebut sedikit. Kedua, Kalimantan Timur dinilai memiliki kondisi yang sangat strategis.
Hal tersebut karena letaknya yang berada di tengah-tengah wilayah Indonesia. Ketiga, letak lokasi tersebut dekat dengan perkotaan yang sudah berkembang di Kalimantan yaitu Kota Balikpapan dan Samarinda serta telah ada infrastruktur yang lumayan lengkap. Keempat, pada lokasi tersebut terdapat lahan pemerintah yang luas sebesar 180.000 hektar.
Pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan Timur bertujuan untuk kepentingan Jangka Panjang untuk bangsa Indonesia bukan sekedar kepentingan jangka pendek.
Pemindahan Ibu Kota merupakan salah satu bagian dari perencanaan dalam mempertimbangkan kebutuhan nasional di masa yang akan datang. Pemindahan Ibu Kota ke Kalimantan Timur akan berdampak baik salah satunya yaitu agar terjadi pemerataan pembangunan di Indonesia.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia namun lebih dari setengah penduduk Indonesia berpusat di Pulau Jawa khususnya Kota Jakarta.
Banyak penduduk di Pulau Jawa menyebabkan persediaan air, kondisi lingkungan, dan daya dukung lalu lintas tidak memungkinkan lagi untuk terus menampung beban yang cukup besar. Pembangunan nasional yang berada di Pulau Jawa merupakan faktor terjadinya ketimpangan penyebaran penduduk.