Lihat ke Halaman Asli

Nadhila Hibatul Nastikaputri

Blogger dan Freelancer

Sudahkah Kita Menyusun Life Plan dengan SMART?

Diperbarui: 9 Agustus 2021   00:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membuat Life Plan (Sumber Gambar: https://www.rollingstone.com/)

Apa yang terbayang di benak Pembaca sekalian jika mendengar kata life plan? Mungkin bagi kita yang telah menginjak usia 20-an, kata ini sudah menjadi sangat familiar. Bahkan, barangkali sudah banyak yang menyusunnya untuk merancang masa depan.

Berbicara tentang masa  depan, maka tentu setiap kita memiliki perspektif yang berbeda. Ada tipe orang yang suka menyusun life plan sejak dini untuk menyiapkan dan mengantisipasi masalah di masa mendatang. Namun, ada pula tipe yang membiarkan hidupnya mengalir mengikuti arus untuk mendapat kejutan-kejutan dalam perjalanannya.

Dari survei kecil yang saya lakukan terhadap 20 teman-teman mahasiswa terkait pembuatan life plan, 13 diantaranya menjawab membuat life plan dalam hidup, sementara 7 sisanya menjawab tidak membuat life plan.

Setelah mencerna hasil survei kecil-kecilan itu, ada satu pertanyaan yang kemudian muncul di benak saya, yakni apakah ada orang yang benar-benar tidak memiliki life plan dalam hidupnya

Kalau saya merasa tidak demikian. Sebab, orang yang tidak membuat life plan pun pada hakikatnya juga berencana. Hanya saja yang membedakan adalah rencana tersebut tidak ditulis  dan disusun secara rapi.

Pembaca, tahukah Anda bahwa menulis rencana atau life plan akan lebih memotivasi kita untuk mewujudkannya? Karena menulis mempertajam ingatan, maka dengan menuliskan rencana hidup akan membuat kita terus ingat akan life plan tersebut. Dengan begitu, otomatis kita pun terus terdorong untuk merealisasikannya.

Lalu, bagaimana cara menyusun life plan yang baik? Kali ini saya akan berbagi sedikit tips menyusun dan menulis life plan yang saya sarikan dari buku Membangun Peradaban karya Fahmi Zahra. Dalam rekomenadasi penyusunan life plan, penulis buku tersebut berpedoman pada metode penentuan target SMART yang disampaikan oleh George T. Doran.

Mari simak bersama,

Spesific

Life plan yang kita buat haruslah sepesifik, jelas, dan detail. Minimal, life plan harus jelas indikatornya seperti apa, manfaatnya diarahkan ke mana, dan lewat bidang apa saja usahanya. Sebagai contoh adalah sebagai berikut,

  • Life plan umum: menjadi wirausaha yang sukses
  • Life plan spesifik: menjadi wirausaha yang sukses di bidang sandang dengan omset minimal 10 juta perbulan untuk memenuhi kebutuhan dan bersedekah kepada orang yang membutuhkan
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline