Laut nggak pernah surut, tapi justru itu maut bagi daratan. Setiap tahun abrasi menggerogoti bibir pantai. Setiap tahun garis pantai mundur selangkah demi selangkah, seakan-akan daratan menyerahkan diri pada gelombang lautan. Sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi rumit. Kerusakan ekosistem pantai memengaruhi kehidupan masyarakat pesisir.
Di wilayah pesisir, banjir rob jadi fenomena sering mampir saat air laut pasang. Waktu saya kecil, jalanan menuju Pantai Mangunharjo sangat lengang dan damai. Angin sepoi-sepoi, burung beterbangan di atas laut, dan masyarakat pesisir berbincang santai. Sekarang, jalanan itu dipenuhi lalu-lalang buruh yang bekerja di perusahaan dekat pantai.
Jalanan dapat menjelma bagai lautan saat waktu-waktu tertentu. Saat hujan tiba, masyarakat patut was-was sebab air bisa menjelma jadi buas. Suara gemuruh gelombang laut yang menghantam bangunan hingga transportasi seperti sirine peringatan bagi manusia bahwa laut telah kehilangan jati dirinya.
Sampai suatu hari, saya bersama dengan rekan-rekan Penerima Beasiswa Pertamina melaksanakan Aksi Sobat Bumi Jilid 1. Aksi ini merupakan program tahunan dari Beasiswa Sobat Bumi dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-80.
Saya mengikuti Aksi Tanam Pohon yang dimulai dengan penanaman, kemudian sosialisasi manfaat mangrove. Saya bertemu Pak Anwar yang merupakan seorang pegiat mangrove. Beliau bersama dengan kelompok tani dan Komunitas SMC (Semarang Mangrove Center) berperan melawan abrasi pantai dengan menanam mangrove.
Kakinya basah air asin, membawa seikat bibit mangrove. Beliau berharap mangrove dapat menyelamatkan kehidupan masyarakat pesisir. Beliau bercerita dengan wajah teduh "Menanam mangrove adalah bagian dari memelihara alam. Memelihara sumber daya yang dititipkan Tuhan pada kita," ujar Pak Anwar.
Briefing Aksi Tanam Mangrove (Sumber: Dokumentasi PFS UNDIP)
Kalimat itu sederhana, tetapi membekas. Saya menyadari, menanam pohon bukan hanya soal menjaga alam, tetapi juga soal menumbuhkan kesadaran.
Setelahnya, saya menyalami beliau. Tangannya terasa kasar karena sering beraktivitas di luar, berjibaku menggelorakan semangat menjaga lingkungan.
Saya diam. Ada sesuatu yang menyentuh relung hati. Saya menyadari perubahan tidak terjadi instan. Mangrove butuh waktu 5-7 tahun untuk tumbuh besar. Selain itu, manusia juga butuh waktu untuk sadar.