Lihat ke Halaman Asli

Islamic Worldview dan Framework Hubungan Internasional

Diperbarui: 30 Oktober 2019   16:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tantangan sekularisme dari dunia modern, menjadi tantangan tersendiri bagi umat islam. Benturan peradaban selalu hadir diantara islam dan barat bahkan perbedaan pemikiran dan jalan hidup sangat terlihat jelas. Terutama kampanye-kampanye sekulerisasi, pluralisme dan liberalisme sudah bukan sesuatu hal yang baru, bahkan kerap dijadikan gaya hidup oleh sebagian umat manusia, bahkan termasuk umat islam.

Sehingga, akidah menjadi tameng bagi umat islam dan untuk memfilter nillai-nilai yang masuk ke kehidupan sehari-hari. Dan islam, memiliki framework tersendiri untuk menyikapi persoalan yang semakin kompleks bahkan memberikan jalan alternatif bagi umat islam agar tidak terjerumus dalam kubangan kesesatan duniawi. 

Dan dengan adanya worldview islam, diharapkan manusia dapat mengetahui jawaban dari setiap pertanyaan untuk apa manusia diciptakan, siapa pencipta manusia dan untuk apa ia hidup. 

Kebanyakan manusia tidak mengetahui jawaban atas 3 pertanyaan basic diatas. Dan disini adanya worldview islam, memiliki beberapa konsep yang harus kita ketahui untuk menemukan jawaban atas pertanyaan diatas, terutama konsep tuhan. Karena konsep tuhan disini agar manusia tidak mentuhankan akal dan pikirannya, karena tuhan adalah sumber yang paling benar dan maha mengetahui. Dan dapat diketahui bahwa siapa pencipta manusia adalah Allah, tuhan semesta alam. 

Tuhan menurunkan pedoman berupa wahyu yang didalamnya memuat agama untuk meluruskan moral manusia dan sebagai pemberi jawaban mengapa manusia dicptakan oleh Tuhan, yaitu untuk menyembah kepada tuhannya dan tidak ada yang berhak disembah selain Dia. Bentuk wahyu yang Tuhan berikan berupa Al-Kitab, yaitu Kitab Zabur kepada Nabi Daud, Kitab Injil kepada Nabi Isa, Kitab Taurat kepada Musa dan Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad sebagai penyempurna kitab-kitab sebelumnya.

Perbedaan mendasar antara barat dan islam, bahwasannya barat tidak meyakini adanya kehidupan setelah kematian dan tidak percaya pada hal-hal yang bersifat metafisik dan dengan kematian sebagai akhir dari segalanya, sehingga mereka mengusahakan segala cara untuk mengejar kesenangan duniawi. 

Dan dalam islam, terdapat konsep taskhir dengan meyakini adanya kehidupan setelah kematian. Dan konsep ini berhubungan dengan konsep Qada dan Qadhar, sehingga disini ketetapan yang mutlak milik Allah dan ada ketetapan yang diusahakan manusia, dengan ini manusia selalu berusaha sekaligus ikhtiar, karena manusia selalu berencana namun Allah lah yang menentukan.

Selain itu, adanya konsep manusia, menurut Al-Ghazali manusia itu terdiri dari jiwa dan ruh. Sedangkan eksistensi manusia ada pada ruh nya. Dan keistimewaan manusia adanya akal yang membedakannya dengan hewan dan menjadikannya mahluk ciptaan Allah yang paling mulia.

Konsep terkahir adanya, konsep kebahagiaan, dimana kebahagiaan berasal dari jiwa atau soul. Bukan dilihat dari kebahagiaan material. Dan ini menjadi alasan untuk apa manusia hidup, yaitu untuk mencapai kebahagiaan baik didunia dan di akhirat. 

Selaras dengan apa itu eksistensi manusia, ruh. Sehingga kebahagiaan dalam islam bukan diukur dari kebahagiaan materi, namun dapat diciptakan melalui ketenangan jiwanya.

Sehingga, dalam tatanan hubungan internasional seharusnya tidak terlepas dari frame work islam, yang mana dapat memberikan implikasi yang bernilai positif bagi tatanan kehidupan dan perdebatan-perdebatan di Barat tidak akan terjadi karena adanya sumber yang otentik, yaitu wahyu yang bersumber langsung pada Sang Pemilik Ilmu, Allah. Dan konsep kebahagiaan dalam basih diperdebatkan karena tidak memiliki landasan yang kuat dan terpercaya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline