Lihat ke Halaman Asli

Gerakan Kolaborasi Positif Ajak Anak Muda Kreatif Bangun Bangsa

Diperbarui: 3 Juli 2018   12:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Koordinator Gerakan Kolaborasi Positif, Dimas Oky Nugroho hadiri Forum Berbagi yang dilaksanakan di sejumlah kota di Sumatera Utara. Dimas yang juga founder Sekolah Kebangsaan Pemuda Indonesia ini hadir bersama akademisi FISIP Universitas Sumatera Utara, Faisal Andri Mahrawa, dan pemimpin muda Muhammadiyah Sumatera Utara, Muhammad Gusti, di acara yang mengundang berbagai komunitas anak muda kreatif mulai enterpreneur, seni, aktivis, blogger, politik dan sosial kemasyarakatan. Acara forum berbagi Kolaborasi Positif dengan komunitas muda kreatif di sejumlah kota di Sumatera Utara, yakni Sibolga, Pematangsiantar, Medan dan Langkat.

Dalam acara forum berbagi tersebut Dimas mendorong partisipasi dan mutu keterlibatan anak muda secara publik agar lebih ditingkatkan sehingga tidak hanya menjadi penonton. Menurut Dimas hari ini dibutuhkan semakin banyak intensitas pertemuan dan jejaring komunikasi anak muda milenial. "Anak muda saat ini, apalagi dengan kondisi kesenjangan yang masih terjadi, sebaiknya lebih sering membuat proyek bersama kolaboratif. Tujuannya adalah meningkatkan komunikasi, memunculkan kepedulian dan memperkuat sumber daya manusia", ungkap doktor lulusan UNSW Sydney ini, Senin (7/2/2018) di Medan.

Sumatera Utara memiliki begitu banyak potensi yang belum dimaksimalkan dan terkelola dengan baik. Pemerintah daerah harus membuka diri dan mau menerima masukan, bahkan bekerja sama dengan para anak muda kreatif ini. Dimas mengapresiasi kemunculan sosok bupati anak muda di Kabupaten Tapanuli Tengah, Bakhtiar Sibarani, yang berusia 33 tahun dan telah membuat gebrakan membangun daerahnya.

"Banyak pemimpin muda, kepala daerah, sudah membuktikan kemampuannya. Hal itu bisa kita saksikan di sejumlah daerah, di Banyuwangi, Trenggalek, Bogor dan sebagainya. Fokus dan energi mereka adalah hendak serius melayani rakyat sebaik-baiknya dan membuat prestasi yang membanggakan", ujar Dimas.

Sementara aktivis muda Muhammadiyah Muhammad Gusti menyatakan keterlibatan dan keaktifan anak muda secara positif adalah sebuah keharusan. "Negara harus dibantu dengan partisipasi dari ranah masyarakat sipil. Kontribusi anak muda kreatif diperlukan untuk menjadi motor sekaligus penyeimbang bagi jalannya kemajuan pemerintahan yang baik", ujar Gusti. Mantan Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Sumatera Utara ini menunjuk contoh Kota Binjai yang mana kerja sama secara independen antara komunitas muda kreatif dengan pemerintahan yang responsif akan membawa manfaat positif.

Dosen Ilmu Politik USU dan pengamat kepemiluan, Faisal Andri Mahrawa, melihat pentingnya anak muda untuk masuk dalam politik dan berpartisipasi pada Pemilu 2019 nanti. "Anak muda yang terjun dalam pemilu legislatif 2019 nanti dapat menjadi simpul pendorong aspirasi anak-anak muda yang bergerak di bidang kreatif. Mereka harus bisa berkolaborasi untuk berjuang membuat dan mengawal kebijakan-kebijakan yang pro terhadap pembangunan dan masa depan anak muda Indonesia", ujar kandidat doktor Universitas Padjajaran ini.

Kota Pematangsiantar juga menjadi basis perkembangan komunitas muda kreatif saat ini di Sumatera Utara. Di kota kedua terbesar di Sumut ini, para komunitas kreatif tersebar mulai dari bisnis UMKM, aktivis demokrasi, seni budaya dan literasi, serta pariwisata. Dimas mendorong agar komunitas kreatif di Pematangsiantar lebih intens dalam membangun forum dan agenda bersama. Gerakan Kolaborasi Positif berkomitmen mendukung aktivitas kewirausahaan sosial yang sejalan untuk memperkuat kemandirian dan partisipasi anak muda.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline